Bisnis.com, BADUNG – Bank Indonesia (BI) membuka peluang penurunan harga layanan sistem BI-Fast yang saat ini berada di angka Rp 2.500 per transaksi.

Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ryan Rizaldy menjelaskan banyak hal yang mempengaruhi harga layanan sistem BI-Fast. Ia mencontohkan variabel makroekonomi seperti inflasi akan mempengaruhi pertimbangan harga jasa di masa depan.

Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan adanya penyesuaian ke depan, jelas Ryan pada forum Pelatihan Jurnalis BI di Badung, Bali, seperti dikutip, Minggu (25 Agustus 2024).

Lebih lanjut, ia menegaskan fokus BI dalam jangka pendek adalah membangun sinergi antara infrastruktur dan industri. Menurut dia, penyesuaian harga atau pengurangan biaya transfer BI Fast tidak menjadi perhatian.

“Yang pasti sepertinya masyarakat sangat tertarik dengan rencana harga saat ini,” kata Ryan.

Sebagai informasi, pada akhir tahun lalu, Bank Indonesia mengungkapkan volume transaksi BI-Fast sejak diluncurkan pada November 2021 telah mencapai 2 miliar transaksi.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Yuda Agung menjelaskan, sebelumnya biaya transaksi antar bank ditetapkan sebesar Rp 6.500 per transaksi dan biaya transaksi BI Fast hanya Rp 2.500 per transaksi. Jadi efisiensinya Rp 4.000 per transaksi.

“Atau kalau dikalikan 2 miliar transaksi, berarti perekonomian Indonesia efektif mencapai Rp 8 triliun. . /2023).

BI juga mencatat jumlah penjual QRIS kini mencapai 30 juta atau lebih dari 80% UMKM. Yuda mengatakan QRIS saat ini sedang meluncurkan fitur baru yaitu QRIS Complete.

“Dengan fitur ini, masyarakat dapat menggunakan QRIS untuk menarik simpanan di merchant, mentransfer dana, dan menyetor uang tunai sehingga memberikan keuntungan lebih bagi UMKM dan masyarakat,” tambahnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran WA