Bisnis.com, JAKARTA – Bank PT BTPN Tbk. (BTPN) strateginya mempertahankan layanan Jenius melalui digital banking.
Wakil Direktur Bank BTPN Darmadi Sutanto tak memungkiri munculnya banyak bank digital menjadi tantangan baru. Namun, dia menegaskan hal ini akan memungkinkan edukasi perbankan digital kepada masyarakat semakin luas.
“Masyarakat yang punya pilihan lain itu bagus, itu juga yang menjadi penyemangat kita untuk maju, maju,” ujarnya kepada wartawan usai meluncurkan produk dana baru Jenius di Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2024).
Lanjutnya, sebagai pemimpin perbankan digital di Indonesia, Jenius harus menjaga kekuatannya dengan melakukan inovasi pada produk-produk baru.
Darmadi kemudian menjelaskan bahwa inovasi ini masih dilakukan dalam satu platform Jenius. Menurutnya, hal ini juga menjadi strategi diferensiasi Jenius dari kompetitor yang sedang berkembang.
“Mungkin di beberapa bank digital baru, investasinya bergantung pada orang lain. Kalau memang kita bedakan, kita membangun Jenius sendiri,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Darmadi berharap ke depannya model “bank digital” Jenius dapat berubah menjadi “bank digital”. Artinya semua layanan dapat dilakukan pada aplikasi.
“Jadi digital banking itu bukan sekedar buka rekening tabungan, lalu [transfer] QRIS bayar ini, bayar itu. Itu bagus. Tapi bagaimana kalau saya mau buka reksa dana, dan saya mau buka obligasi primer , Saya ingin buka kartu kredit, saya ingin buka KPR suatu saat nanti, saya harus bisa itu,” ujarnya.
Sementara itu, sebagai referensi, BTPN mencatatkan laba bersih konsolidasi kepada pemegang saham sebesar Rp543,85 miliar pada kuartal I-2024, turun 32,46% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp805,19 miliar pada kuartal I-2023). /bh)
Berdasarkan data resmi, Pengelola Bank BTPN mengatakan penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya biaya untuk pertumbuhan bisnis dan inisiatif yang dilakukan bank.
“[Oleh karena itu] cadangan utang semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah pinjaman yang diberikan dan keputusan perseroan menambah cadangan utang untuk mengantisipasi berakhirnya jeda restrukturisasi utang POJK pada 31 Maret 2024,” tulis administrasi. yang terakhir diumumkan. Kamis (2/5/2024).
Berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan pada Kamis (2/5/2024), laba bersih (NII) meningkat 2,74% menjadi Rp 3,02 triliun pada kuartal I 2024 dibandingkan sebelumnya Rp 2,94 triliun.
Bank juga mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis komisi yang meningkat sebesar 39,86% menjadi Rp 247,34 miliar pada triwulan I 2024 dibandingkan Rp 176,85 miliar pada triwulan I 2023.
Dari sisi pusat, total penyaluran kredit BTPN meningkat 24% yoy menjadi Rp186,56 triliun pada akhir Maret 2024 dari Rp149,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA