Bisnis.com, JAKARTA- Relokasi banyak bisnis dari China dinilai meningkatkan keberhasilan investasi asing langsung di Indonesia. Hanya saja tidak semua investasi dari ‘negeri panda’ itu bisa gratis, apalagi yang bisa merusak lingkungan atau menghancurkan perekonomian lokal.

Pada tahun 2023, total investasi asing langsung di sektor manufaktur tercatat kuat, meningkat sebesar US$ 4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Total nilai investasi asing mencapai US$ 28,7 miliar.

Merujuk riset Jones Lang LaSalle (JLL), tren investasi asing akan terus berlanjut, terutama didukung aliran uang pasca relokasi pabrikan China. Keputusan manufaktur Tiongkok untuk memindahkan pabrik melibatkan penguatan rantai pasokan dan mengurangi pengaruh pasar dan distribusi.

Selain itu, seperti dicatat oleh JLL, perusahaan Tiongkok cenderung beralih ke Asia Selatan dan India, dengan fokus pada peluang pendapatan yang lebih rendah dan harga bahan mentah. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan perencanaan dan biaya lahan.

Country Director Logistics and Industrial JLL Indonesia, Faraziah Basrah mengatakan industri konstruksi Tiongkok lebih kompetitif dibandingkan negara-negara Asia termasuk Indonesia.

Ucapnya, Rabu (5/6/2024).

Indonesia masih memiliki tenaga kerja yang sulit diprediksi, peraturan yang terus berubah, serta pasokan bahan baku dan pasar potensial.

Dampak lainnya adalah perang dagang AS-Tiongkok yang tidak ada habisnya. Seperti dicatat Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inplas), investor asal Tiongkok terus berdatangan untuk menggarap industri polimer.

Sekretaris Inplas Fajar Budyono mengatakan ada rencana investasi jumbo yang dilakukan beberapa perusahaan China untuk membangun pabrik polimer yang memproduksi polietilen, polipropilen, dan polivinil klorida.

“Mereka mencari tempat untuk membangun pabrik baru, bukan relokasi. “Ada banyak pintu masuk untuk membuat bahan polimer,” ujarnya kepada Bisnis (5/6/2024).

Derasnya investasi Tiongkok juga dirasakan oleh pengembang di kawasan. Gabungan Kawasan Industri (HKI) memastikan luas daratan Tanah Air pada Januari hingga Mei seluas 277,43 hektare.

Realisasi kekosongan ini didorong oleh masuknya investasi asing langsung (foreign direct investment). “Banyak perusahaan China yang mencari lokasi lain untuk menghindari pajak dan masalah lainnya,” kata Ketua Umum HKI Sunny Iskandar. Pabrik semen Cina

Di sisi lain, tidak semua investasi Tiongkok bisa diterima dengan mudah. Baru-baru ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menghentikan kerja sama pembangunan perusahaan semen antara perusahaan China dengan PT Kobexindo Cement di Aceh.

Direktur Industri Pengolahan Mineral Semen, Keramik, Non Logam, Putu Nadi Astuti mengatakan, rencana investasi perusahaan semen baru tersebut berdampak negatif terhadap pembatasan produksi semen baru.

Meski sudah MoU, PT Kobexindo Cement tidak bisa mengurus izin usaha lagi karena OSS ditutup karena aturan industri semen, kata Putu.

Pemerintah mengendalikan situasi industri semen yang saat ini kelebihan pasokan. Kementerian Perindustrian sudah beberapa waktu berhasil menghentikan pembangunan pabrik baru.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel