Bisnis.com, JAKARTA – Membakar dan membakar plastik di tempat sampah berdampak buruk bagi dunia.

Menurut para ilmuwan, peringkat global pertama mengenai polusi plastik dunia, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, telah mengungkapkan bahwa insinerasi merupakan masalah yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut laporan Channelnewsasia, hal ini terjadi menjelang perundingan besar mengenai perjanjian nuklir global dan para peneliti berharap perjanjian tersebut akan memberikan informasi yang lebih baik kepada para pembuat kebijakan ketika mereka mempertimbangkan cara terbaik untuk mengatasi masalah yang semakin meningkat ini.

Plastik ditemukan di salju di puncak gunung tertinggi dan lautan terdalam, dan partikel kecil ditemukan di darah dan kotoran.

Kesalahan besar sering terjadi pada sampah plastik: potongan besar seperti rumput dibuang begitu saja dan membutuhkan waktu lama untuk terurai, sehingga merusak ekosistem di masa depan.

Pembakaran limbah tidak berbahaya setidaknya menyebabkan jumlah polusi yang sama, yang sebagian besar menjadi langka karena tidak ada alternatif lain, kata Costas Velis dari Universitas Leeds.

“Secara historis, pemahaman tentang sampah laut atau polusi plastik belum ada,” kata Velis, yang memimpin penelitian tersebut.

Menurut laporan Statista, sampah plastik adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini, dan dampaknya tersebar luas.

Puing-puing ini ditemukan mencemari pegunungan hingga palung laut dalam, dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia, merusak ekosistem, dan mengancam satwa liar, terutama spesies laut.

Masalah sampah plastik semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya penggunaan berbagai bahan tersebut. 

Produksi plastik global meningkat dua kali lipat sejak pergantian abad ini, mencapai 400 juta metrik ton per tahun pada tahun 2021.

Meskipun umur rata-rata suatu produk plastik adalah sekitar 10 tahun, plastik membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai, tergantung pada komposisi dan pembuangannya.

Lihat berita dan artikel lainnya di website Google dan saluran WA