Bisnis.com, BATANG – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan kapasitas ekstraksi minyak melalui berbagai proyek, termasuk eksplorasi sumur baru di lapangan yang sudah ada.

Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang baru-baru ini meninjau Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Bojonegoro yang dikelola kontraktor patungan (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). 

“Ada beberapa sumur yang belum tereksplorasi di wilayah Cepu. Saya sudah mencarinya sebelumnya, namun sebelumnya sudah ada dua sumur yang dibor, yang merupakan sumur eksplorasi baru. Kami ingin menambah lagi agar cadangan minyak kita mencukupi,” kata Bahlil kepada wartawan. pada Selasa (1/10/2024). 

Bahlil mengatakan untuk meningkatkan produksi minyak, diperlukan juga penelitian untuk mengembangkan lapangan migas baru, selain Lapangan Banyu Urip. 

Kontrak Tempat Kerja (WK) Bawang memiliki masa kontrak 17 September 2005 sampai dengan 17 September 2035. Lapangan Blok Bawang meliputi Unitisasi Banyu Urip, Kedung Keris, dan Jambaran-Tiung Biru dengan cadangan minyak sebesar 344,63 Mstb, sedangkan cadangan gas sebesar 1.201,26 Bscf.

Sementara di Blok Bawang, ada beberapa lapangan yang akan dikembangkan dengan total investasi sebesar US$472,2 juta atau sekitar US$7,15 triliun (diterima dengan kurs US$15.144 per US$). Khususnya, Lapangan Kedung Keris Barat (minyak) pada tahun 2025-2027 dengan nilai investasi sebesar US$48 juta, Lapangan Cendana (gas) dengan nilai investasi sebesar US$ 170,3 juta, dan Lapangan West Vae Tua (gas) dengan nilai investasi sebesar KITA . $253,9 juta.

“KKKS yang produksi minyaknya bagus, videonya ExxonMobil. ExxonMobil 25% dari seluruh tanah air. Kita minta promosi intervensi teknologi ditingkatkan,” kata Bahlil. 

Hingga September 2024, produksi lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris menghasilkan 136.701 barel minyak per hari (bopd) dan gas 36,49 MMscfd. Pada Maret 2024, SKK Migas bersama EMCL melakukan pengeboran dan penyelesaian sumur di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur. 

Di sisi lain, Bahlil meminta agar proses peningkatan minyak dipercepat dan penggunaan teknologi ditingkatkan. Dalam konteks ini, teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) ditonjolkan sebagai langkah awal untuk mendongkrak produksi minyak bumi. 

Bahkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama Satuan Tugas Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menjajaki kemungkinan membuat rencana kuat penerapan EOR. 

Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan permasalahan paling serius yang dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan antara produksi (supply) dan konsumsi (ekstraksi) minyak.

Saat ini, realisasi produksi minyak telah mencapai 600.000 bopd, dengan konsumsi minyak dalam negeri berkisar antara 1,5 juta – 1,6 juta bopd.

Alhasil, Bahlil meminta ExxonMobil Oil Ltd meningkatkan kapasitas produksi menjadi 150.000 barel minyak per hari (bopd) pada tahun 2026. Sebelumnya, Exxon menargetkan 125.000 bopd pada tahun 2026. 

“Tetapi saya yakin, dengan sistem manajemen, etos kerja, dan inovasi tim Exxon di lapangan, ExxonMobil akan mampu mencapai lebih dari 150.000 barel per hari pada tahun 2026 untuk mengurangi defisit minyak kita,” kata Bahlil.

Berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel Check