Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk menyetujui atau tidak melanjutkan pelaksanaan investasi senilai sekitar 149 triliun rupiah yang terhenti.

Bahlil yang kini sudah keluar dari Kementerian Penanaman Modal mengaku bertugas menyelesaikan investasi mangkrak warisan kepemimpinan Kepala BKPM sebelumnya sebesar Rp 708 triliun. Namun hanya berhasil merealisasikan sekitar Rp558,7 triliun.

“Investasi yang ditangguhkan sebesar 708 triliun rupiah, hampir 600 triliun rupiah sudah dilaksanakan dan sisanya sudah kami cuci,” kata Bahlil usai serah terima jabatan kepada Menteri Investasi baru Rasan Roslani di kantor Kementerian Investasi/BKPM Selatan. Jakarta pada hari Senin. (19.08.2024).

Dia menjelaskan, pihaknya terpaksa tidak melanjutkan pelaksanaan investasi yang dihentikan tersebut karena perusahaan terkait sudah tidak bisa lagi melakukannya. Apalagi, lanjutnya, pasca merebaknya pandemi Covid-19.

“Perusahaan-perusahaan ini kolaps [hancur] karena Covid ya, dan ada yang tidak bisa mengelolanya,” kata Bahlil.

Meski demikian, dia mengatakan Menteri Investasi baru Rozan Roslani masih dihadapkan pada tugas melaksanakan sejumlah investasi yang sudah dilakukan.

Sebagai informasi, Bahlil pernah menunjukkan capaiannya dalam pelaksanaan investasi yang dihentikan senilai Rp558,7 triliun atau mencapai 78,9% dari total proyek warisan yang dihentikan senilai Rp708 triliun.

“Saya digantikan oleh manajer saya sebelumnya dengan investasi mangkrak sebesar 708 triliun rupiah. Alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 tahun, kami telah berhasil menyelesaikan investasi mangkrak sebesar Rp 558,7 triliun atau 78,9 persen,” ujarnya dalam jumpa pers, Rabu (24/1/2024).

Dia mencontohkan keberhasilan penyelesaian proyek Lotte Chemical di Cilegon dengan nilai investasi Rp 59,4 triliun. Progres penyelesaian proyek yang terhenti sejak 2016 ini telah mencapai 80% dan dijadwalkan mulai beroperasi pada Maret 2025.

Bahlil menyebutkan dua proyek lain yang mangkrak: PLTS Terapung Cirata, terbesar di Asia Tenggara, dan proyek pabrik semen di Kalimantan Timur.

“Investasi di Cirat, Masdar, PLTS terbesar di Asia Tenggara juga sempat terhenti selama 5 tahun, sekarang sudah teratasi,” kata Bahlil.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran VA