Bisnis.com, JAKARTA – Kasus body shaming kerap terjadi di kalangan masyarakat awam maupun orang terkenal seperti artis, jika dibiarkan dalam jangka waktu lama dapat berdampak pada kesehatan mental.

Body shaming, disebut juga body shaming, adalah nada suara negatif yang berkaitan dengan kondisi fisik, seperti bentuk atau ukuran tubuh. Bentuk kritik ini ditujukan kepada orang lain dan diri sendiri.

Dilansir dari Help Guide Selasa (25/6/2024) Body shaming kerap dilakukan secara langsung maupun jarak jauh, misalnya melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, X atau Facebook dan platform online lainnya.

Laporan Jurnal Universitas Paquan Bogor Pada masa remaja, terdapat risiko tinggi untuk menjadi korban bullying atau bahkan pelakunya. Sebab, mereka sedang dalam proses mencari identitasnya. Oleh karena itu, nilai-nilai atau norma-norma eksternal dapat diterima begitu saja tanpa mengetahui akibat negatifnya di kemudian hari.

Body shaming, erat kaitannya dengan penghinaan fisik. Kritik ini terbagi menjadi empat jenis. Ini termasuk rasa malu yang berlebihan, rasa malu yang tipis, bulu tubuh, dan warna kulit.

1. Fat Shaming: Ini adalah jenis body shaming yang paling populer. Fat shaming adalah komentar tentang orang gemuk atau berukuran besar.

2. Skinny/thin shaming: Bentuk body shaming ini lebih ditujukan kepada perempuan, seperti menyebut seseorang kurus atau terlalu kurus.

3. Rambut di Tubuh: Suatu bentuk body shaming dengan cara menyinggung seseorang yang dianggap memiliki rambut di tubuh berlebihan.

4. Warna kulit: Bentuk body shaming ini juga biasa terjadi dengan mengkritik warna kulit, seperti kulit yang terlalu pucat atau terlalu gelap.

Body shaming yang berkepanjangan bisa menimbulkan stres bagi yang mengalaminya. Dari penelitian ditemukan bahwa Korban mungkin mengalami perubahan sikap negatif seperti mudah tersinggung, pendiam, malas, atau bahkan depresi.

Dampak Body Shaming terhadap Kesehatan Mental 1. Gangguan Makan

Jika seseorang mendapat label negatif terhadap penampilannya dari orang lain, Jadi dalam jangka panjang Hal ini dapat mempengaruhi gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia. Hal ini diakibatkan oleh rasa kurang percaya diri yang berujung pada pemikiran untuk melakukan diet ketat demi mencapai bentuk tubuh ideal. 2. Gangguan dismorfik tubuh

Korban busa mungkin merasa malu dengan tubuhnya. Hal ini dapat merusak citra diri Anda dan menimbulkan perasaan rendah diri. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama Dapat menyebabkan kelainan pada tubuh.

Kondisi ini menyebabkan orang menjadi terobsesi dengan penampilan mereka. Misalnya, mereka terus-menerus bercermin atau menghindari cermin sama sekali untuk menyembunyikan ciri-cirinya. dari tubuh yang tidak mereka sukai 3. Kecemasan

Kecemasan merupakan perasaan khawatir dan takut yang berlebihan terhadap situasi sosial atau interaksi sosial, seperti jika korban harus bertatap muka untuk berkomunikasi dengan pelaku. Mereka seringkali memilih menghindari interaksi karena takut dikecewakan oleh kritik.

Dari sejumlah penelitian Korban body shaming diketahui sering mengalami perasaan cemas jangka panjang saat berinteraksi dengan orang lain.

Depresi adalah penyakit mental yang ditandai dengan perasaan sedih dalam waktu lama. perubahan nafsu makan pola tidur dan penurunan berat badan yang dramatis

Akibatnya, korban seringkali merasa tidak aman dan nyaman dalam hidupnya. Apalagi dia takut. Merasa rendah diri dan selalu tidak berharga di masyarakat karena perlakuan yang diterimanya 5. Rasa percaya diri menurun.

Korban body shaming dan kritik terhadap penampilan seringkali hanya melihat kekurangannya dibandingkan kelebihannya. Pada akhirnya, hal tersebut memicu pola pikir negatif yang dapat membatasi kemampuan Anda untuk maju dan memecahkan masalah. Kondisi ini sesuai dengan teori bahwa body malu dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dengan meningkatkan risiko stres, rasa malu, dan rendah diri. Tips Mengatasi Body Shame

1. Jangan menyalahkan diri sendiri.

2. Olah raga, seperti berolahraga

3. Fokus pada apa yang Anda suka.

4. Jangan mengucilkan diri dari lingkungan sosial.

5. Kelola stres dengan baik melalui meditasi dan relaksasi.

6. Tunjukkan kekuatanmu kepada orang lain.

7. Perlakukan diri Anda dengan kasih sayang.

8. Terima kritik sebagai hal yang baik.

(Noor Afifah Asahra Awliyah)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.