Bisnis.com, Jakarta – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta masyarakat mengurangi penggunaan asbes karena menimbulkan gangguan kesehatan bagi penghuni rumah asbes.

Pasalnya, asbes bersifat sangat karsinogenik dan dapat menyebabkan kanker pada penggunanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Octavia mengatakan, kandungan dalam asbes tergolong bahan beracun dan berbahaya (B3) sebagaimana tertuang dalam Keputusan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Menurutnya, jumlah kematian akibat asbes semakin meningkat.

“Jika penggunaan asbes tidak segera dikurangi, diperkirakan jumlah kematian akan meningkat menjadi sekitar 3.000 orang pada tahun 2040,” kata Dwee, dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, Rabu (7). /5/2024).

Mengutip Kementerian Kesehatan, bahaya asbes terletak pada serat tipis dan kecil yang dapat beterbangan di udara selama beberapa hari. Serat kecil ini sangat berbahaya bagi sistem pernafasan manusia.

Serat kecil ini berakhir di paru-paru seseorang, menyebabkan peradangan dan bahkan kanker paru-paru. Jumlah serat sama dengan satu sentimeter kubik udara (f/cc), dimana satu sentimeter kubik sama dengan ukuran sebutir gula.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jutaan orang telah meninggal karena paparan asbes. Setidaknya 20% dari seluruh pekerja yang menghirup serat asbes mengalami masalah kesehatan.

Di sisi lain, Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan memperkirakan sekitar 5.000 pekerja meninggal setiap tahun akibat menghirup serat asbes. Dampak asbes konon tidak langsung terasa, namun lambat laun gangguan kesehatan, terutama sistem pernafasan, mulai memburuk.

Dalam kasus yang ekstrim, sifat karsinogenik asbes dapat menyebabkan kanker, terutama kanker paru-paru. Sebagaimana dicatat oleh Klinik Cleveland, efek asbes terhadap kesehatan juga mempengaruhi jantung. Hal ini tentu menjadi mimpi buruk bagi para pekerja konstruksi. Menghirup serat asbes dapat menyebabkan penyakit-penyakit berikut: 1. Kanker paru-paru

Paparan debu asbes merupakan penyebab utama kanker paru-paru. Jika debu sering terhirup, debu tersebut menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru. Peradangan ini berakibat fatal dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Hal ini tidak mengecualikan terjadinya penyakit lain, bronkitis, di mana saluran bronkial membengkak dan menghasilkan lendir berlebih. 2. Mesothelioma

Mesothelioma adalah kanker langka yang terjadi pada selaput yang menutupi organ tubuh, seperti paru-paru, lambung, dan jantung. Lapisan ini disebut mesothelium. Menghirup debu asbes merupakan penyebab utama penyakit ini.

Kanker ini tergolong agresif dan sulit diobati, pasien hanya hidup 12 hingga 21 bulan setelah diagnosis. Penyakit ini terus berkembang secara bertahap selama kurun waktu 20-60 tahun. 3. Gangguan pernafasan

Intensitas penghirupan debu asbes mengganggu sistem pernafasan manusia karena debu tersebut melukai saluran pernafasan dan menyebabkan peradangan. Rusaknya sistem pernafasan membuat seseorang sulit bernapas dan berdampak buruk pada suplai oksigen ke tubuh.

Gangguan ini menyebabkan paru-paru tidak mampu menyuplai oksigen yang cukup ke darah sehingga mengakibatkan karbon dioksida menumpuk di jaringan tubuh. Gangguan ini biasanya disertai dengan rasa sesak napas dan batuk dalam waktu lama. 4. Gagal jantung kanan

Debu asbes yang mencemari tubuh tidak hanya menyerang sistem pernapasan, tapi juga mengganggu fungsi pemompaan darah jantung. Ingatlah bahwa sisi kanan jantung bertanggung jawab untuk memompa darah

Secara umum, gagal jantung sisi kanan lebih disebabkan oleh penumpukan lemak dibandingkan pemompaan darah yang tidak optimal. Akumulasi ini memaksa darah kembali ke jantung, meningkatkan tekanan di pembuluh darah. 5. efusi pleura

Efusi pleura merupakan kelainan pada rongga pleura yang terletak di antara lapisan pleura yang menutupi paru-paru dan dinding bagian dalam rongga dada. Akibatnya, paru-paru tidak berfungsi normal sehingga penderita kesulitan bernapas.

Akumulasi debu asbes menjadi salah satu penyebab penyakit ini. Debu dapat merusak tabung ini dan menghalangi aliran udara masuk dan keluar. (Muhammad Sultan Kandiya Agung)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA