Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenekar) mencatat pemutusan hubungan kerja (PHK) bertambah 6.753 dari 46.240 pekerja yang dilaporkan pada periode Januari hingga Agustus 2024. Dengan demikian, total pekerja yang diberhentikan mencapai 52.993 orang.

Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata Inda Anguroputri, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan.

“Total PHK per 26 September 2024 sebanyak 52.993 pekerja, meningkat [dibandingkan periode yang sama tahun lalu],” kata Inda dalam keterangannya, Kamis (26/9/2024).

Inda mengungkapkan, penggusuran terbanyak terjadi di Jawa Tengah sebanyak 14.767, disusul Banten 9.114, dan DKI Jakarta 7.469. 

Dari sisi sektor, kata dia, PHK paling banyak terjadi pada sektor pengolahan. Departemen pemrosesan mencatat 24.013 pemecatan.

Kegiatan jasa lainnya menduduki peringkat kedua dengan jumlah PHK terbanyak sebanyak 12.853 orang, disusul pertanian, kehutanan, dan perikanan sebanyak 3.997 orang.

Diberitakan sebelumnya, jumlah klaim Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang dibayarkan BPJS Ketenagakerjaan pada periode Januari hingga Agustus 2024 mengalami peningkatan. Peningkatan ini bertepatan dengan peningkatan deportasi di negara tersebut selama periode tersebut.

“Selama periode 2024 hingga 31 Agustus, BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan manfaat JKP kepada lebih dari 37.000 pekerja yang terkena PHK dengan total nominal Rp264,61 miliar,” kata Wakil Presiden Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbon kepada Bisnis, Minggu. (22/9/2024).

Selama Januari hingga Juli 2024, klaim JKP yang dibayarkan BPJS mencapai Rp 237,04 miliar. Artinya, pihak BPJS pada Agustus lalu membayar tagihan JKP sebesar Rp 27,57 miliar. 

Peningkatan klaim JKP pada Agustus seiring dengan adanya PHK yang naik 7,87% mtm menjadi 46.240 pekerja pada Agustus 2024 dari 42.863 pekerja pada Juli 2024.

Pada akhirnya, katanya, seiring dengan gelombang pemecatan yang masih terjadi, proses klaim JKP juga mengalami peningkatan sejak Januari. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel