Bisnis.com, Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan mengungkapkan, ada 28 perusahaan yang mulai mengurangi jam kerja dan hari kerja akibat penurunan pesanan selama beberapa bulan terakhir.

General Manager BPJS Ketenagakerjaan Angoro Eko Kahyo mengatakan, temuan itu diperoleh setelah menghubungi 57 perusahaan mitra aktif BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 321.966 orang, atau mewakili 21.000 pekerja di sektor tekstil, alas kaki, dan garmen.

“Dari hasil komunikasi kami dengan perusahaan-perusahaan tersebut, kami menemukan setidaknya 53% perusahaan mengalami penurunan pesanan sehingga berdampak pada berkurangnya jam kerja dan hari kerja,” kata Angoro saat rapat dengan Komisi IX DRC. . . RI, Selasa (2/7/2024).

Selanjutnya, 57 perusahaan seperti industri kulit dan alas kaki mengalami peningkatan pesanan sebesar 43%. Hanya segelintir perusahaan yang masih dalam tahap pemulihan dari pandemi Covid-19, yakni 4,17%.

Angoro mengatakan, komunikasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan mendalami kondisi perusahaan saat ini, permasalahan yang ada di perusahaan dan kebijakan yang diharapkan perusahaan dari pemerintah. 

“Jadi kami tidak hanya memastikan sosialisasi program tersebut di BPJS Ketenagakerjaan tetapi juga memastikan kami membantu menyampaikan aspirasi mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, perusahaan pengelola BPJS Ketenagakerjaan telah mengajukan lima aspirasi.

Angoro menemukan bahwa 42,11% perusahaan mengharapkan investor memberikan izin dengan mudah untuk mengurangi daya saing dengan negara berkembang lainnya.

Kemudian, sebanyak 22,81% meminta agar upah minimum tidak menjadi beban keuangan bagi perusahaan, sedangkan 21,05% berharap ketersediaan bahan baku dalam negeri lebih mudah dan murah.

Pihak lain berharap pemerintah akan meningkatkan keterampilan pekerja melalui pelatihan dan insentif pajak.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel