Bisnis.com, JAKARTA – Belakangan ini pemberitaan tentang aktor legendaris Bruce Willis menjadi perbincangan utama. Kesehatannya memburuk karena demensia dan dia harus pensiun dari dunia hiburan.

Merujuk pada situs Alzheimer.org.uk, demensia merupakan sekelompok gejala yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang merusak otak.  Beberapa gejala mungkin memburuk seiring berjalannya waktu dan meliputi:

– Hilang ingatan

– Kebingungan dan kebutuhan akan bantuan dalam tugas sehari-hari

– Masalah dengan bahasa dan pemahaman perubahan perilaku.

Demensia bersifat progresif, artinya gejalanya mungkin relatif ringan pada awalnya, namun akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. 

Penyakit ini juga tidak selalu berhubungan dengan penuaan. Demensia bisa terjadi pada siapa saja ketika suatu penyakit merusak sel-sel saraf di otak.

Sel-sel saraf membawa pesan antara berbagai bagian otak dan ke bagian tubuh lainnya. Semakin banyak sel saraf yang rusak, maka otak semakin tidak mampu berfungsi dengan baik. 

Demensia juga disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah paparan polusi udara tingkat tinggi.

Faktor gaya hidup lainnya memiliki dampak lebih besar terhadap risiko terjadinya demensia dibandingkan polusi udara.

Meskipun hal ini bukan penyebab utama demensia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa polusi, termasuk partikel sangat kecil dari asap lalu lintas dan kayu di perapian, dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengembangkan pedoman polusi udara yang menetapkan batas rekomendasi berbagai polutan yang harus dipenuhi oleh kota. Persoalannya, banyak kota di berbagai belahan dunia yang mencatat tingkat polutan tinggi dan berada di luar batas yang direkomendasikan.

Pencemaran udara terdiri dari berbagai gas, senyawa kimia, logam dan partikel kecil (PM). Partikel-partikel ini 40 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia. Polusi dapat dikeluarkan melalui asap lalu lintas atau pembakaran sampah di sekitar rumah

Paparan atau paparan polusi udara tingkat tinggi dalam waktu lama bisa berbahaya. Keduanya dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang mempengaruhi paru-paru dan jantung. Ini menyebabkan demensia vaskular

Pada tahun 2022, Komite Dampak Medis Polutan Udara melakukan tinjauan terhadap 70 penelitian pada populasi manusia. Bukti menunjukkan adanya hubungan antara polusi udara dan perkembangan masalah memori dan berpikir. 

Dampak polusi udara terhadap jantung dan sirkulasi diyakini dapat mempengaruhi suplai darah ke otak dan menyebabkan demensia vaskular.

Laporan tersebut juga mengamati apakah ada hubungan langsung antara partikel kecil polutan udara yang masuk ke otak dan risiko demensia. Bukti saat ini tidak menunjukkan bahwa hal ini memainkan peran penting dalam perkembangan demensia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel