Bisnis.com, JAKARTA – Tahukah Anda bahwa makan memengaruhi cara tubuh menyimpan lemak dan mengatur hormon rasa lapar?

Bahkan makan malam pun diyakini bisa menyebabkan obesitas. Faktanya, obesitas tidak hanya disebabkan oleh jenis makanan yang Anda makan, tapi juga waktu Anda mengonsumsinya.

Menurut Makan Ini, Bukan Itu! Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama Anda mengonsumsi sebagian besar kalori harian, semakin besar kemungkinan Anda menambah berat badan.

Adelle Davis, seorang ahli gizi, merekomendasikan “sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti orang miskin”.

Para peneliti di Harvard Medical School di Brigham and Women’s Hospital melakukan penelitian tentang hubungan antara makanan dan penambahan berat badan. Mereka menemukan bahwa konsumsi makanan larut malam dapat menimbulkan tiga efek fisiologis yang dapat meningkatkan risiko obesitas.

Studi tersebut menemukan bahwa, dibandingkan dengan sarapan, makan larut malam dapat menimbulkan efek berikut:

1. Menggandakan kemungkinan Anda kelaparan, sehingga lebih sulit mengatur pilihan makanan dan asupan kalori 2. Mengurangi konsumsi kalori harian 3. Dengan mengubah beberapa gen yang mengontrol penyimpanan lemak.

Penelitian ini mengevaluasi 16 peserta yang kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka masing-masing mengikuti jadwal tidur dan diet yang ketat dengan makanan yang sama.

Peserta penelitian berpartisipasi dalam dua perlakuan: satu dengan jadwal makan di pagi hari dan satu lagi dengan jadwal makan kira-kira empat jam kemudian.

Para peneliti menilai pengeluaran energi peserta serta rasa lapar dan nafsu makan. Mereka juga mengambil beberapa sampel darah dan biopsi jaringan adiposa sebelum dan sesudah makan untuk membandingkan pola ekspresi gen.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa makan empat jam kemudian secara signifikan mengubah tingkat rasa lapar, pembakaran kalori, dan penyimpanan lemak.

Makan larut malam bisa mempengaruhi dua hormon yang mengatur rasa lapar dalam tubuh, ghrelin dan leptin. Ghrelin akan memberi sinyal ke otak bahwa Anda lapar, sedangkan leptin akan memberi sinyal ke otak bahwa Anda sudah kenyang.

Menurut penelitian, makan larut malam akan menurunkan hormon leptin sebesar 16% selama 16 jam saat subjek terjaga. Rasio ghrelin/leptin juga meningkat sebesar 34%.

Makan larut malam juga dapat menyebabkan penurunan pengeluaran energi, serta mengubah ekspresi gen lain untuk meningkatkan penyimpanan lemak. Tips makan malam agar terhindar dari obesitas

Menurut Siloam Hospitals, berikut beberapa tips menghindari obesitas saat makan malam: 1. Hindari makanan tinggi garam.

Garam menarik air, sehingga konsumsi berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan. Makanan tinggi garam juga cenderung membuat ketagihan sehingga membuat orang mengonsumsinya dalam jumlah banyak. 2. Makan makanan rendah kalori dan padat nutrisi

Di malam hari, pilihlah makanan yang tinggi serat dan rendah kalori, seperti buah dan sayur. Meski rendah kalori, makanan ini mampu mengenyangkan. 3. Minum banyak air

Selain mencegah dehidrasi, mencukupi kebutuhan cairan tubuh juga dapat membantu proses pembakaran lemak tubuh. 4. Aktif bergerak

Kurangnya aktivitas fisik yang dapat membakar lemak juga dapat menyebabkan lemak menumpuk di dalam tubuh. Anda sebaiknya mencoba berolahraga, membersihkan rumah atau menghindari duduk dalam waktu lama. 5. Tidur yang cukup

Terlalu sering terbangun dapat menyebabkan Anda kurang tidur dan merasa lelah di pagi hari. Begadang juga akan membuat Anda merasa lapar dan makan di tengah malam.

Saat lapar, Anda cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula untuk memenuhi kebutuhan energi. (Rafi Abid Wibisono)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel