Bisnis.com, Jakarta – Tingginya konsumsi garam dalam makanan memang menjadi perhatian dunia kesehatan karena dapat memicu berbagai gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi. Tak hanya itu, terlalu banyak mengonsumsi garam juga bisa menyebabkan eksim.
Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Dermatology oleh para peneliti di University of California, San Francisco mengaitkan asupan natrium makanan yang tinggi dengan peningkatan risiko dermatitis atopik, atau eksim.
Penelitian ini melibatkan 215.832 peserta berusia antara 37 dan 73 tahun. Dari jumlah tersebut, 10.839 memiliki riwayat eksim. Para peneliti mengambil sampel urin untuk mengetahui kadar natrium dalam tubuh.
Selama 24 jam, peneliti menemukan bahwa peningkatan 1 gram natrium dapat meningkatkan risiko eksim.
Tak hanya itu, peneliti juga mengamati 13.000 peserta Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan 1 gram natrium makanan per hari membuat orang 22 persen lebih mungkin terkena eksim atau dermatitis atopik.
“Dihipotesiskan bahwa natrium disimpan di kulit untuk mencegah dehidrasi dan dapat membantu mencegah infeksi. Namun, natrium juga dapat mengaktifkan sel-sel sistem kekebalan tubuh, memicu beberapa jalur peradangan yang dapat diaktifkan dan menghilangkan ‘gangguan’ tersebut. kata Katrina Abubarra, profesor dermatologi di University of California, seperti dilansir Healthline, Senin (10/6/2024).
“Penelitian ini merupakan langkah awal di mana kami dapat menunjukkan hubungan antara garam makanan dan dermatitis atopik pada populasi besar,” lanjutnya.
“Banyak orang dewasa di Amerika Serikat terkena eksim karena mengonsumsi makanan dengan jumlah garam lebih tinggi dari rata-rata setiap hari,” katanya.
Menurut National Eczema Association, 31,6 juta orang Amerika menderita eksim dan diperkirakan 1 dari 10 orang akan mengidapnya selamanya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak yang menderita eksim.
1 dari 5 anak menderita eksim, dimana sekitar 9,6 juta diantaranya berusia di bawah 18 tahun, dan sepertiganya mengalami gejala sedang hingga kronis.
Dermatitis atopik dapat dipicu oleh makanan yang berbeda, tergantung pada individu, dan tes eliminasi makanan dapat membantu menentukan kemungkinan pemicunya. Michelle Rothenstein, ahli diet kardiologi, mengatakan kepada Medical News Today: Makanan pemicu mungkin mengandung bahan tambahan makanan, pengawet, dan susu . , gandum, terong, ikan atau makanan laut.”
Seperti dilansir Kementerian Kesehatan, eksim merupakan suatu kondisi peradangan kulit yang menyebabkan kulit terasa gatal, kering, bercak merah, bahkan pecah-pecah.
Kondisi ini bisa berlangsung lama, bahkan bertahun-tahun pada beberapa orang.
Eksim bisa disebabkan oleh faktor lain seperti stres, alergi makanan, gangguan emosi, dan kondisi suhu ekstrem. Eksim biasanya muncul di lipatan kulit mulai dari mata, siku, sisi leher hingga area selangkangan.
Eksim dapat dicegah dengan menjaga kebersihan area tempat tidur dan mengganti seprai dan bantal minimal dua minggu sekali. Selain itu, hindari menyebabkan alergi. Misalnya saja alergi terhadap susu atau debu.
Pasalnya, pada kondisi kronis, eksim dapat menyebabkan kulit menjadi kasar, gangguan tidur akibat rasa gatal yang tidak tertahankan, dan infeksi kulit. (Muhammad Sultan Bazaar Kandiyas)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.