Bisnis.com, MALANG – Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan intervensi psikologis dengan metode ‘Guided Imagery’, yaitu teknik yang melibatkan penggunaan imajinasi terstruktur untuk membantu orang tua dalam membantu anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam mengelola kecemasan.

Rewan Alamsya, mahasiswa jurusan psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan timnya berhasil lolos ke final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Penelitiannya fokus pada penurunan kecemasan pada orang tua ABK dan peran orang tua dalam mendampingi ABK.

“Biasanya pengurus pekerja hanya fokus pada anak-anaknya, padahal yang sehari-hari mendampinginya adalah orang tua,” ujarnya, Kamis (26/9/2024).

Menurutnya, kegelisahan yang dialami orang tua ABK seringkali diabaikan. Mereka dapat bergaul dengan baik dengan anak-anaknya, meskipun mereka membutuhkan dukungan emosional. 

Program tersebut lahir dari ide tim dan melihat jumlah tenaga kerja di Indonesia. Di sisi lain, perhatian terhadap kesehatan mental orang tuanya justru kurang.

“Kita melihat banyak orang tua ABK yang mengalami gangguan emosi, namun tidak tahu bagaimana cara mengatasi kecemasannya,” ujarnya.

Intervensi psikologis yang dilakukan tim ini adalah Metode Guided Imagery, yaitu teknik yang melibatkan penggunaan pencitraan terstruktur untuk membantu orang tua ABK mengelola kecemasan. C

Metode ini menggabungkan pelatihan pernapasan dalam, visualisasi, stimulasi pendengaran dan fokus pada panca indera. “Kami mohon para orang tua memejamkan mata, mendengarkan instruksi yang diberikan dan membayangkan situasi tenang,” jelasnya.

Ia menegaskan, program ini bukan sekadar teori. Tim Rivan berhasil melakukan intervensi di enam Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Malang, yakni SLB Bhakti Luhur, SLB-B YPTB, SLB Putra Jaya, SLB YPAC, SLB Vidya Shantika, dan SMALB BCG Sambar Dharma. 

Masing-masing sekolah tersebut merupakan tempat percontohan pelatihan citra terbimbing yang diikuti oleh orang tua ABK.

Usai pelatihan, orang tua mengatakan bahwa cara ini sangat membantu mereka mengatasi kecemasan yang mereka rasakan. 

Tim juga memberikan buku model pengajaran kepada seluruh peserta SLB. Model ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi sekolah untuk melanjutkan program bahkan setelah tim siswa menyelesaikan intervensi. 

“Ke depan, kami berharap program ini tidak hanya diterapkan di beberapa SLB di Jawa Timur saja, namun bisa menjangkau wilayah lain di Indonesia,” ujarnya. 

Mereka meyakini intervensi tersebut dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup orang tua ABK. Program mereka terus berkembang dan menjadi solusi nyata bagi para orang tua ABK di seluruh Indonesia. 

“Kami sangat bersyukur bisa mencapai tahap ini dan selanjutnya di Pimnas kami akan memberikan penampilan terbaik kami,” ujarnya. (K24)

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel