Bisnis.com, Jakarta – PT Assuransi Assaye Indonesia mencermati peningkatan klaim asuransi komersial di tengah kondisi perekonomian yang bergejolak. Asuransi Perdagangan merupakan produk unggulan Asuransi Asei yang melindungi pembeli [importir] jika terjadi wanprestasi oleh penjual [eksportir]. 

Di tengah situasi keuangan yang bergejolak yang menyebabkan banyak perusahaan bangkrut, ada kemungkinan peningkatan start-up dari pembelian, kata Eko Sulistio Raharjo, Kepala Divisi Klaim dan Subrogasi PT Assuransi Assaye Indonesia. Perusahaan ke penjual atau. Eksportir. 

“Kini terjadi peningkatan klaim yang diajukan atas risiko-risiko tersebut [klaim asuransi komersial],” kata Echo to Business, Minggu (18/8/2024).

Dalam laporan keuangan Asei, pada Juli 2024, total beban klaim perseroan mencapai Rp70,55 miliar, meningkat 4,14% dibandingkan total beban Juni 2024 sebesar Rp67,74 miliar. 

Sebagai informasi, produk asuransi Asei untuk asuransi komersial merupakan jenis asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung (Penjual/Bank/Lembaga Keuangan Non Bank atau INKB) akibat tidak diterimanya sebagian atau seluruhnya. Pembayaran dari pembeli/importir atau bank pembuka letter of credit (L/C) yang timbul karena risiko komersial dan/atau risiko politik. Asuransi kredit

Sementara itu, terkait penerapan Peraturan Keuangan Nomor 20 (POJK) Tahun 2023 yang mengatur tentang pembagian risiko dalam asuransi kredit yang mengacu pada regulasi pelayanan asuransi kredit, Eko mengaku masih membutuhkan waktu untuk masyarakat luas.

Menurut dia, banyak bank yang belum sepenuhnya siap menghadapi regulasi yang mewajibkan pembagian risiko. “Mekanisme pembagian risiko, yang mengharuskan bank menanggung setidaknya 25% risiko kredit, merupakan mekanisme baru yang memerlukan penyesuaian dalam strategi operasional dan manajemen risiko. Beberapa bank merasa bahwa beban tambahan ini akan mempengaruhi profitabilitas mereka, terutama jika mereka punya pinjaman bermasalah atau kredit bermasalah (NPL) yang meningkat,” kata Echo.

Ia juga menyoroti pentingnya akses terhadap informasi kredit dan perusahaan asuransi utang. Integrasi data antara bank dan perusahaan asuransi seringkali menjadi tantangan. “Bank harus memastikan informasi yang diberikan akurat dan terkini, sedangkan perusahaan asuransi memerlukan akses untuk melakukan penilaian risiko yang lebih mendalam,” tambahnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel