Bisnis.com, Jakarta – Emiten Kolektif, PT Astra International Tbk. (ASII) berencana membagikan dividen interim kepada investor tahun buku 2024 sebesar Rp 3,96 triliun atau setara Rp 98 per saham.

ASII akan membagikan dividen interim berdasarkan surat keputusan dewan dan surat persetujuan dewan komisaris perseroan pada 1 Oktober 2024, kata Sekretaris Perusahaan Astra International Geeta Tiffany Boyer dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan nilai Rp 3,96 triliun.

“Dengan ini kami nyatakan pembagian dividen interim untuk dan atas nama Perseroan tahun 2024 sebesar Rp 3.967.388.2027.720 (Rp 3,96 triliun) atau setara dengan Rs 98 per saham,” tulis Geeta, dalam keterangannya pengungkapannya, dikutip Jumat (4/10/2024).

Ex-dividen ASII di pasar biasa dan negosiasi pada 11 Oktober 2024 dan ex-dividen di pasar biasa dan negosiasi pada 14 Oktober 2024, lanjut Geeta. 

Diane Cum Dividen Interim Pasar Tunai tanggal 15 Oktober 2024 dan Dividen Ex Interim Pasar Tunai tanggal 16 Oktober 2024 Tanggal pencatatan dividen yang berhak atau pemegang saham adalah 15 Oktober 2024. 

Dividen interim akan dibayarkan pada 31 Oktober 2024, tambah GITA.

Manajemen ASII mengatakan, jadwal pelaksanaan dan tata cara pembayaran dividen interim dikoordinasikan dengan BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Biro Administrasi Efek perseroan.

Perseroan juga menegaskan pembagian laba interim kepada pemegang saham tahun 2024, sebagaimana disebutkan, tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha ASII.

Kinerja ASII Semester I/2024

PT Astra Internasional Tbk. (ASII) melaporkan penurunan laba dan pendapatan bersih selama Semester I/2024.

Mengutip laporan keuangan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ASII turun 9,12% year-on-year (YoY) menjadi Rp 15,85 miliar pada Semester I/2024, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 17,44 triliun.

Penurunan laba bersih ASII sejalan dengan pendapatan perusahaan yang anjlok 1,49% menjadi Rp159,96 miliar pada 2023 dibandingkan Rp162,39 miliar pada periode yang sama.

Jika dirinci secara segmen, pendapatan ASII ditopang oleh segmen otomotif sebesar Rp65 triliun, disusul alat berat dan pertambangan sebesar Rp64,51 triliun, serta jasa keuangan sebesar Rp15,91 triliun.

Disusul agrobisnis sebesar Rp10,31 triliun, disusul infrastruktur sebesar Rp4,05 triliun, teknologi informasi sebesar Rp1,28 triliun, dan real estate sebesar Rp520 miliar. Pendapatannya Rp 1,64 triliun dikurangi biaya likuidasi.

Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok ASII juga mengalami penurunan sebesar 1,10 persen menjadi Rp124,36 miliar dibandingkan Rp125,76 miliar pada 6 bulan pertama tahun 2023.

Alhasil, laba kotor ASII tercatat sebesar Rp36,63 triliun, turun Rp35,6 triliun atau 2,81%.

Sedangkan kas dan setara kas pada akhir periode ASII sebesar Rp53,11 triliun, meningkat dibandingkan Semester I/2023 sebesar Rp51,86 triliun.

Secara neraca, total aset ASII tercatat sebesar Rp466,01 triliun per 30 Juni 2024 dari posisi Rp445,67 triliun pada akhir Desember 2023.

_______

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel