Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan bibit kelapa sawit unggul guna mengoptimalkan produktivitas kelapa sawit di Indonesia.
Puji Lestari, Presiden Badan Penelitian Pertanian dan Pangan BRIN, mengumumkan BRIN bekerja sama dengan Astra Agro mengembangkan teknologi kultur jaringan sebagai metode kloning minyak sawit berkualitas.
“Kelapa sawit dengan hasil tinggi perlu ditemukan dan dikembangkan untuk menghasilkan benih berkualitas tinggi. “Penelitian dan pengembangan diperlukan untuk mengedepankan kualitas yang mempertimbangkan kepadatan dan dampak lingkungan,” kata Fuji Lestari dalam keterangannya, Senin (21/10/2024). katanya.
Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), industri kelapa sawit Indonesia menghadapi kesulitan produksi dan stagnasi produksi dalam lima tahun terakhir. Tingginya permintaan pasar dalam dan luar negeri dikhawatirkan akan mengancam pasokan minyak sawit.
Produksi minyak sawit meningkat 7,02% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 mencapai 51,2 juta ton. Namun produksi CPO dan PKO masih stagnan sekitar 51 juta ton antara tahun 2019 dan 2022.
BRIN dan Astra Agro telah melakukan inovasi sejak tahun 2018 menggunakan teknologi kultur jaringan untuk menghasilkan klon kelapa sawit yang unggul.
Pada tahun 2024, sentra budidaya klon unggul hasil kultur jaringan akan mencapai lebih dari 10.000 tanaman yang berlokasi di salah satu perkebunan kelapa sawit Astra Agro di Kalimantan.
Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan klon melalui kultur jaringan saat ini sedang dalam proses paten dengan BRIN pada akhir tahun 2023, menurut Kahio Vibow, wakil presiden senior bidang penelitian dan pengembangan AALI.
Berkat kerja sama BRIN, Astra Agro akan terus mengembangkan kloning (ekspansi) tanaman dengan menggunakan sumber materi genetik tanaman unggul.
“Pada prinsipnya, calon tanaman yang digunakan harus memiliki keunggulan tertentu, seperti produktivitas tinggi, berdasarkan pengamatan ekstensif yang dilakukan di lapangan. “Kolaborasi ini akan mendorong optimalisasi metode kultur jaringan untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. waktu,” kata Cahyo Wibowo.
Menurut penelitian Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), produktivitas kelapa sawit dapat meningkat 20-25% dibandingkan tanaman konvensional jika dikembangkan melalui kultur jaringan.
Kahio menambahkan, tanaman kelapa sawit pada kultur jaringan memiliki sifat genetik yang sama dengan pohon hasil kloning.
“Selain varietas unggul, produktivitas tanaman juga harus didukung dengan pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit serta teknologi kecerdasan buatan untuk membantu proses pertumbuhan tanaman kelapa sawit. “Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi inovasi dalam perawatan tanaman,” ujarnya.
Sebelumnya Astra Agro telah mengembangkan pupuk hayati Astemik yang dibuat dengan menggunakan bioteknologi mikroba unggul yang diambil dari kebun Astra Agro.
Pupuk hayati ini digunakan secara internal, sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia sebesar 25% dan mengurangi emisi karbon. Astra Agro telah memulai negosiasi untuk berpartisipasi dalam inovasi pengembangan pupuk hayati yang sejalan dengan prinsip berkelanjutan, bekerja sama dengan BRIN.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel