Bisnis.com, Jakarta – Asteroid yang menembus atmosfer langit Jerman pada Januari lalu berputar lebih cepat dibandingkan benda dekat Bumi lainnya, menurut penelitian baru.

Dengan kecepatan 31.000 mph (50.000 km/jam), asteroid tersebut berotasi setiap 2,6 detik sekali, menurut perkiraan para peneliti, rotasi tercepat yang pernah tercatat untuk sebuah asteroid.

Batuan luar angkasa yang diberi nama 2024 BX1 itu berubah menjadi bola api dan meledak di Berlin pada dini hari tanggal 21 Januari.

Meskipun asteroid kecil yang bertabrakan dengan Bumi biasanya tidak terdeteksi hingga bertabrakan dengan atmosfer, para ilmuwan melihatnya sekitar tiga jam sebelum tumbukan.

Rekor asteroid yang berputar paling cepat sebelumnya dipegang oleh batu terbang bernama 2020 HS7 yang memiliki periode rotasi 2,99 detik. Asteroid tersebut berukuran diameter 13 hingga 24 kaki (4 hingga 8 meter), yang sedikit lebih besar dari 2024 BX1 dan mungkin menjelaskan mengapa ia berputar begitu cepat.

Asteroid berputar karena berbagai alasan, seperti terdorong ke luar angkasa setelah bertabrakan. Karena lebih kompak, asteroid yang lebih kecil berotasi lebih cepat dibandingkan asteroid yang lebih besar.

“Mereka memiliki energi internal, sehingga dapat berotasi dengan cepat,” kata penulis utama Maxime Devoegel, fisikawan di University of Central Florida yang bekerja dengan Badan Antariksa Eropa, seperti dilansir LiveScience.

Devogel dan rekan-rekannya mempelajari laju rotasi tiga asteroid, termasuk 2024 BX1, menggunakan gambar yang diambil dari objek tersebut saat mendekati Bumi.

Dua asteroid lainnya, 2023 CX1 dan 2024 EF, dideskripsikan berdasarkan kedekatannya dengan planet kita pada 13 Februari 2023 dan 4 Maret 2024.

Saat memotret asteroid, para ilmuwan biasanya dapat mengatur waktu pencahayaan sehingga batuan yang terbang dan ruang angkasa di belakangnya relatif jelas.

Namun objek dekat Bumi seperti 2024 BX1 bergerak sangat cepat sehingga memerlukan waktu pencahayaan yang sangat singkat agar dapat terlihat jelas.

Berkat waktu pemaparan yang lama, gambar yang dihasilkan menunjukkan asteroid 2024 BX1 membuntuti langit berbintang.

Perubahan kecerahan sepanjang jalur menyorot tempat objek diputar dan menunjukkan bahwa objek tersebut memiliki bentuk memanjang, menurut kertas tersebut.

Para peneliti mengukur jarak antara titik terang ini dan menemukan bahwa jarak tersebut sesuai dengan periode rotasi 2,588 detik, yaitu sekitar 33.000 putaran per hari.

Mengetahui kecepatan rotasi asteroid dekat Bumi dapat berguna dalam mengurangi risiko terhadap manusia dan infrastruktur dari objek-objek tersebut, tambahnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel