Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Logistik E-Commerce (Aple) mengungkap alasan mengapa kurir SPX dan J&T selalu tampil di layar aplikasi sebagai pilihan utama pengguna Shopee. Apple juga meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengkaji kasus dugaan monopoli Shopee. 

Presiden Apple Sonny Harsono mengatakan dalam dunia e-commerce atau e-commerce, semua orang bisa berperan aktif, termasuk kurir logistik, untuk memberikan layanan terbaik bagi aplikasi. 

Dalam kasus Shopee di KPPU, menurutnya SPX atau JNT memberikan tarif promosi khusus di Jabodetabek dengan waktu pengiriman kurang dari 24 jam (one day delivery) yang tidak bisa diikuti oleh kurir lain. Hasilnya, sistem menghadirkan SPX dan JNT sebagai opsi utama. Algoritmanya mengikuti tren transaksi yang dilakukan pembeli.

“Dari segi algoritma ini lebih unggul, meski disediakan opsi pesan lain, sistem tetap otomatis memilih kapan pelanggan menginginkan yang tercepat atau termurah,” kata Sonny kepada Bisnis, Jumat (31/5/2024).

Sonny mencontohkan 10 kurir dengan pilihan harga, semuanya diupload ke sistem Shopee, dan waktu pelayanan yang lama (1-3 hari), sehingga sistem akan otomatis membuat rekomendasi pelanggan jika pelanggan membeli produk di wilayah Jabodetabek dengan harga termurah dan terbaik. layanan tercepat, dalam hal ini 2 perusahaan. 

Dikatakannya dalam dunia logistik tidak ada perusahaan yang kuat, cepat dan murah di semua daerah, di wilayah Jabodetabek ada yang terbaik, kecuali di Pulau Jawa seperti Sumatera masih ada kurir lain dan di wilayah Indonesia Timur seperti BUMN. PT Pos masih yang terbaik.

“Jadi algoritmanya merekomendasikan berdasarkan data yang diunggah ke sistem e-commerce. Ini adalah hal yang biasa terjadi di semua e-commerce global, seperti Amerika Serikat, sehingga sebagian besar kurir menggunakan kurir dari perusahaan yang memiliki basis kuat di Amerika dan Eropa seperti Fedex,” kata Sonny. 

Sonny juga menyoroti dugaan monopoli Shopee yang kini tengah digugat. Menurutnya, Shopee saat ini masih menggunakan layanan pesan lain sehingga tidak masuk dalam klasifikasi monopoli atau oligopoli.

“Karena terdapat lebih dari 3 perusahaan kurir yang masih aktif menjalin kerja sama dengan Shopee, maka kekhawatiran kami penafsiran cross-selling atau lintas promosi ini akan disalahartikan sebagai upaya monopoli,” kata Sonny.

Dijelaskannya, cross-selling merupakan upaya pemasaran untuk menjual layanan dengan menggabungkan dukungan vendor dan layanan pesan dalam upaya agar platform menawarkan lebih banyak diskon atau promosi. 

Misalnya, lanjutnya, saat Harbolnas (hari belanja online nasional) selain platform yang menggunakan dana pemasaran, di sisi lain juga ada penjual yang turut aktif memberikan diskon dan kurir juga memberikan penawaran khusus karena transaksi tersebut. hari. tambahan.

“Karena dianggap sangat murah makanya diperingati sebagai hari belanja online,” kata Sonny. 

Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebut dugaan upaya monopoli jasa kurir yang dilakukan Shopee berdampak pada bisnis kurir dan jasa logistik lainnya.

Penyidik ​​KPPU Maduseno mengatakan, Shopee telah melakukan diskriminasi terhadap jasa pengiriman sejak 15 Maret 2021. Menurut dia, Shopee sengaja mengaktifkan dua layanan pengiriman secara otomatis, yakni SPX milik PT Nusantara Ekspres Kilat dan J&T massal di dashboard penjual aplikasi Shopee.

Bahkan, beberapa e-tailer umumnya menawarkan konsumen berbagai pilihan layanan pengiriman, seperti JNE, SiCepat, TIKI, dan Ninja Xpress.

“Pilihan kurir dan ongkos kirim [biaya pengiriman] dihilangkan, dampaknya kerugian konsumen dan harga tunggal. Di sinilah bentuk perilaku porsi yang dominan terjadi,” kata Seno di kantor KPPU, Selasa (28/ 5 ). /2024).

Seno mengatakan, upaya Shopee melakukan diskriminasi dan memonopoli jasa kurir akan berdampak pada pertumbuhan bisnis perusahaan jasa kurir lainnya. Shopee menghilangkan persaingan dalam layanan kurir, harga, layanan dan promosi dari perusahaan logistik serupa lainnya.

Hal tersebut, menurut Seno, terlihat dari pertumbuhan penjualan SPX yang meningkat signifikan sejak tahun 2020 hingga Juni 2023. Sementara layanan pesan lainnya mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Untuk perusahaan kurir lain penjualannya mengalami penurunan. Kesimpulannya, patut diduga sistem algoritma yang dibangun PT Shopee Internasional Indonesia untuk mengutamakan SPX dalam setiap pengiriman barang ke konsumen, jelasnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel