Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan perusahaan jasa keuangan beli sekarang bayar nanti (BNPL) pada September 2024 meningkat hingga tumbuh tiga digit. Keberhasilan ini melanjutkan rekor pertumbuhan dua digit yang tercatat dalam tiga bulan sebelumnya. Presiden Asosiasi Perusahaan Keuangan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno Siahaan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemudahan akses dan fleksibilitas metode pembayaran yang ditawarkan perusahaan keuangan kepada masyarakat. kebutuhan yang berbeda-beda,” kata Suwandi kepada Bisnis, pekan lalu (8/11/2024). Faktor pendorong lainnya, jelas Suwandi, adalah kemajuan era digital ketika pengguna mendapatkan segala kebutuhannya dari ponsel, terutama di kota-kota besar. mengatakan pesatnya pertumbuhan industri pascabayar di Indonesia menjadi salah satu pendorong ekonomi digital di Indonesia. pendapatan pasif. (NPF),” kata Suwandi. Suwandi menjelaskan, cara nyata yang dilakukan perusahaan keuangan untuk mengurangi risiko adalah dengan menjaga proses kenali nasabah (Know Your Customer/KYC) dan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang beriman. memberikan pelatihan kepada banyak orang agar memahami dan cerdas dalam mengambil pinjaman, serta memastikan penagihan berjalan dengan baik. cara mudah mendapatkan uang, cerdas dalam mengambil pinjaman sesuai kebutuhan dan kemampuan membayar, serta mengelola risiko juga dilestarikan,” pungkas Historis. dari Juni hingga Agustus 2024 penerima manfaat perusahaan keuangan BNPL mencatatkan pertumbuhan dua kali lipat. Masing-masing tumbuh 47,81% year-on-year (bunga) menjadi Rp7,24 triliun, lalu tumbuh 73,55% menjadi Rp7,81 triliun, dan tumbuh 89,20% menjadi Rp7,99 triliun Kinerja Bunga terus berlanjut. perusahaan meningkat 103,40% menjadi Rp8,24 triliun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel