Bisnis.com, JAKARTA- PT Asuransi Kredit Indonesia (ASCrindo) membeberkan alasan meningkatnya permohonan asuransi kredit pada kuartal I 2024. Perseroan membayar klaim asuransi kredit pada periode tersebut sebesar Rp 185,5 miliar, meningkat 33,78. % year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Direktur Utama Askrinto Fankar Umran mengungkapkan, lini bisnis asuransi kredit sangat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi dan kondisi kredit perbankan. 

“Ketika kondisi makroekonomi mengalami gejolak, khususnya kondisi perekonomian regional, maka berdampak langsung pada kualitas kredit perbankan yang tercermin pada LAR [risk-on loan] dan NPL [non-performing loan],” kata Funker kepada Bisnis, Sabtu (29/2). ). /6/2024). 

Funkar mengatakan kenaikan LAR dan NPL berdampak pada peningkatan klaim asuransi kredit. Funker mengatakan, produksi terbesar Askrinto berasal dari asuransi kredit. Rasio klaim asuransi kredit terhadap total klaim mencapai 56%.

Di sektor ini, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengalami peningkatan sebesar 35,5% year-on-year menjadi Rp3,97 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 dari sebelumnya sebesar Rp2,93 triliun pada kuartal pertama tahun 2023. 

Klaim asuransi kredit merupakan salah satu klaim terbesar diantara lini bisnis lainnya. Bahkan mendominasi total klaim asuransi umum sebesar 34,38% year-on-year. 

Secara keseluruhan, pembayaran asuransi masyarakat meningkat 16,9% year-on-year menjadi Rp 11,56 triliun pada Q1 2024 dari sebelumnya Rp 9,8 triliun pada Q1 2023. Kedua, ‘pajak bisnis asuransi kendaraan bermotor meningkat 17,5% year-on-year menjadi Rp 2,02 triliun pada triwulan I tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 1,72 triliun pada triwulan I tahun 2023 dan klaim yang lebih tinggi Klaim ini mewakili 17,5% dari total klaim yang dibayarkan selama periode tersebut. 

Selain asuransi kredit dan mobil, asuransi kesehatan dan properti mencatatkan klaim tertinggi masing-masing sebesar Rp1,74 triliun dan Rp1,66 triliun. Untuk asuransi kesehatan, angkanya meningkat 9,3% dari sebelumnya Rp 1,59 triliun. Sedangkan angka asuransi properti turun 10,2% dari Rp 1,85 triliun pada kuartal I 2023. 

Wakil Presiden Statistik dan Riset AAUI, Trinidad Sidumeng, mengatakan peningkatan klaim asuransi kredit mengikuti peningkatan kredit bermasalah atau tunggakan. Sementara itu, Ketua Umum AAUI Budi Heravan mengatakan pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci alasan kenaikan klaim asuransi kredit pada kuartal I 2024. 

Namun karena meninggal di atas rata-rata usia 65 tahun. Dihubungi Kamis (27/6/2024), Budi mengatakan, Ada yang dari KUR, tapi sebagian besar tetap menjalankan polis. 

Namun, kata Budi, ada juga tuntutan asuransi kredit non-KUR. Umumnya penjaminan kredit pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Ekonomi Rakyat (BPR) yang berada di daerah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel