Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Astra International Tbk. (ASII) melaporkan penurunan kinerja pada perdagangan bulan terakhir. Meski demikian, unit ASII masih diminati asing.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham ASII turun 0,2% pada perdagangan hari ini, Kamis (17/10/2024) di level total Rp 4.950. Harga saham ASII turun 3,41% dalam sepekan dan 6,16% dalam sebulan perdagangan. 

Harga saham ASII juga berada di zona merah, turun 12,39% pada tahun ini (year to date/YtD). Pada level harga tersebut, saham ASII diperdagangkan dengan rasio harga terhadap pendapatan (PER) sebesar 6,32 kali dan harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 1,01 kali. 

Di tengah koreksi harga dan tingkat kualitas yang menarik, saham ASII banyak dibeli pihak luar. Selama 20 hari terakhir, saham ASII mencatatkan nilai tukar mata uang asing terbesar di pasar saham.

ASII melaporkan nilai ekspor sebesar Rp4,49 miliar pada perdagangan hari ini. ASII juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp 419,22 miliar pada bulan perdagangan. 

Senior Market Manager Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, meski ada tren pelemahan saham ASII sepanjang bulan perdagangan, terdapat ekspektasi positif pasar terhadap saham ASII. 

“Impor ke depan akan tetap kuat. Sebab, ASII berkomitmen penuh dalam melaksanakan rencana distribusi kepada pelaku pasar,” kata Nafan dalam Bisnis, Kamis (17/10/2024).

ASII berencana membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai Rp3,96 triliun atau setara Rp98 per saham kepada investor.

Jadwal saham interim ASII menambah saham pasar uang awal pekan ini (15/10/2024). Waktu tersebut juga bertepatan dengan tanggal pencatatan. 

Selain itu, saham ASII diperkirakan akan positif berdasarkan pendekatan kebijakan suku bunga Bank Indonesia. 

“Dengan menurunkan suku bunga, memberikan cara yang baik untuk memperkuat permodalan dan meningkatkan ekspansi usaha, sehingga mengurangi biaya pinjaman,” jelas Nafan.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan Weak Buy pada saham ASII dengan target harga Rp 5.050 per saham.

Sementara itu, Samuel Sekuritas juga baru-baru ini meningkatkan penawaran saham ASII dari ditahan menjadi beli dengan perkiraan harga Rp 5.500 per saham.

Samuel Sekuritas menyoroti kekuatan prospek saham ASII. Mereka menegaskan penguasaan pangsa pasar sebesar 57% pada periode Januari 2024 hingga September 2024. Posisi tersebut turut membantu Astra di antara penjualan kendaraan roda empat yang turun 15,1% secara tahunan dalam kurun waktu 9 bulan tahun ini.

Samuel Sekuritas menjelaskan banyaknya kemungkinan yang dimiliki Astra. Salah satunya dengan menurunkan suku bunga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,9% pada tahun 2024 menjadi 5% pada tahun 2025 yang akan berdampak pada permintaan mobil. 

“Kinerja saham ASII yang tertinggal pasar periode 2024 saat ini semakin menguat,” tulis Tim Samuel Sekuritas.

——

Penafian: konten ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan mahasiswa. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel