Bisnis.com, Jakarta — Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menuduh Kementerian Luar Negeri China menyasar serangan siber terhadap lembaga pemerintah dan sektor swasta yang dikenal dengan istilah Advanced Persistent Threat 40 atau APT 40.

Dalam laporan yang dipimpin Australia yang diterbitkan pada Selasa pagi oleh Bloomberg, A.S., Inggris, Kanada, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman melaporkan mengenai keamanan siber dan intelijen .

Dalam laporannya, disebutkan bahwa kelompok tersebut berhasil mencuri ratusan nama pengguna dan kata sandi unik, serta kode otentikasi multi-faktor, dalam sebuah insiden pada April 2022.

“Agensi penulis memperkirakan bahwa kelompok tersebut melakukan operasi siber berbahaya untuk Kementerian Keamanan Negara,” kata laporan itu.

Selain itu, laporan tersebut menambahkan bahwa APT40 lebih sering mengeksploitasi kerentanan pada infrastruktur publik dengan menggunakan teknik yang memerlukan interaksi pengguna, seperti phishing.

Bloomberg mengatakan jarang sekali Australia secara eksplisit menuduh pemerintah Tiongkok terlibat dalam serangan siber, terutama setelah membaiknya hubungan antara Canberra dan Beijing setelah terpilihnya pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah pada Mei 2022.

Pada bulan Juni, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menjadi pejabat pertama pada masa jabatannya yang mengunjungi Australia dalam lebih dari tujuh tahun, sebuah tonggak penting dalam normalisasi hubungan diplomatik antara kedua negara.

Dalam pernyataannya, Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Siber Australia Claire O’Neill mengatakan intrusi dunia maya oleh pemerintah asing adalah salah satu ancaman paling signifikan yang dihadapinya.

“Setiap hari, badan intelijen kami bekerja tanpa lelah untuk mengidentifikasi dan mengganggu aktor-aktor ini,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel