Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid buka suara soal niat pemerintah mengeluarkan keputusan presiden (Keppres) terkait penerimaan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin. sebuah hasil Konferensi Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Sabtu (14/9/2024).
Arsjad mengatakan pihaknya akan mengembalikan keputusan tersebut kepada pemerintah. Namun dalam publikasinya, belum dilakukan proses untuk menganalisis dan memverifikasi rangkaian peristiwa yang terjadi, termasuk Munas yang dinilai melanggar hukum.
“Contohnya ketika itu terjadi, seluruh pemerintahan [dokumen tata cara Munas Perdagangan dan Industri] dari hasil yang kita berikan kepada pemerintah dan semuanya harus diperhitungkan dengan pasti, tidak akan dilakukan secara cepat, ada sebuah proses yang harus dilihat, harus dipastikan,” kata Arsjad kepada wartawan, Minggu (15/9/2024).
Ia pun meminta dan meminta pemerintah turun tangan dan menyelesaikan skandal di pemerintahan Kadin ini. Sebab, Arsjad menegaskan Kadin merupakan mitra strategis pemerintah.
“Dan di undang-undang itu, bagian pengawasannya sah,” ujarnya.
Tak hanya itu, Arsjad juga akan bertemu dengan pemerintahan saat ini dan pemerintahan mendatang mengenai rencana penerbitan Proklamasi Presiden baru dan hasil investigasi Munas.
“Bukan hanya soal pernyataan Presiden saja, tapi kita lanjutkan seperti biasa, kejadian-kejadian yang terjadi dalam Munas ilegal ini akan kita laporkan. Kita harus lakukan sesuai hukum Kadin Indonesia. dan undang-undang Pemerintah Perindustrian,” jelasnya.
Sebagai informasi, Arsjad sebelumnya mengatakan Munas yang digelar banyak pihak merupakan program ilegal karena tidak sah karena tidak berdasarkan Undang-undang. 1 Tahun 1987 dan Proklamasi Presiden (Keppres) no. 18 Tahun 2022
Namun, sekali lagi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Supratman Andi Agtas mengatakan Pemerintah akan segera menerbitkan peraturan berupa Proklamasi Presiden untuk menyelesaikan permasalahan dualisme Kadin yang terjadi saat ini.
“Undang-undangnya begitu [ada Perpres]. Tapi ke depan semua keputusan presiden harus melalui proses sinkronisasi Departemen. Kalau bisa cepat kenapa lama sekali,” ujarnya.
Supratman mengatakan, sebagai pemerintah, melihat hal tersebut merupakan permasalahan internal Kadin Indonesia. Menurut dia, permasalahan tersebut sudah selesai dengan keputusan Musyawarah Nasional saat Anindya Bakrie dilantik sebagai Ketua Umum Kadin yang baru.
“Sebenarnya pemerintahan sudah disahkan lagi, kita ikuti aturannya, dan ini kemauan seluruh pemerintah daerah, provinsi, dan daerah, dan kali ini pemerintah akan mengikuti keputusan teman-teman. Di Kadin,” jelasnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel