Bisnis.com, JAKARTA – Timnas Argentina yang kalah di laga pembuka Olimpiade Paris 2024 melawan timnas Maroko akhirnya protes.

Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) melayangkan protes kepada Komite Eksekutif FIFA atas kekerasan yang terjadi di lapangan.

Saat itu, gol Christian Medina yang bermain imbang 2-2 dengan Maroko membuat suporter ricuh.

Para suporter tiba-tiba melemparkan botol ke tengah lapangan, memaksa diri masuk ke lapangan dan mengganggu jalannya pertandingan.

Menurut AFA, perlu tindakan tegas atas kejadian yang terjadi beberapa hari lalu.

“Sangat penting untuk memastikan keselamatan para pemain demi berkembangnya permainan indah ini. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mewujudkannya,” ujar AFA dalam pernyataannya, seperti dikutip ESPN, Jumat (26/7).

Presiden AFA, Claudio Tapia, dalam permintaannya, juga meminta penyelidikan atas masalah tersebut agar pihak yang bertanggung jawab dapat dihukum.

“Sangat menyedihkan apa yang kami alami hari ini sebagai warga Argentina di Saint Etienne. Kami melanjutkan pertandingan yang seharusnya dihentikan wasit setelah serangan penonton dan kekacauan yang dialami delegasi Argentina,” kata Tapia.

AFA pun mempertegas keputusan wasit yang tidak mendengarkan permintaan kedua kapten tim untuk menghentikan pertandingan.

“Kami telah menyampaikan keluhan dari Asosiasi Sepak Bola Argentina kepada Komite Eksekutif FIFA untuk mengambil tindakan yang tepat dan meminta pertanggungjawaban mereka,” ujarnya.

Di babak pertama, gol kedua Argentina yang dicetak Cristian Medina akhirnya dianulir setelah 1 jam. Wasit mengatakan gol tersebut merupakan pelanggaran.

Pertandingan dihentikan karena para penggemar tiba-tiba datang ke lapangan. Mereka pun melemparkan banyak benda, salah satunya botol minum ke arah para pemain.

Pertandingan akhirnya dihentikan karena situasi menjadi serius. Satu jam kemudian, pertandingan dimainkan secara tertutup, dan wasit memberikan waktu tambahan 3 menit, dan hasil akhirnya adalah kekalahan 1-2 untuk Argentina.

Gol tersebut dianulir wasit, suporter kembali marah dan situasi di lapangan memanas.

Pelatih Argentina, Javier Mascherano, mengaku belum pernah melihat sirkus seperti Olimpiade di Paris.

Akibat konflik tersebut, dia menyatakan kapten Maroko itu tak mau bermain. Bahkan murid-muridnya pun tidak mau melanjutkan permainan.

“Saya tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi. Kami menghabiskan sekitar satu setengah jam di ruang ganti di mana kami tidak diberitahu apa yang akan terjadi. “Kapten Maroko tidak ingin bermain, kami tidak ingin melanjutkan dan para penggemar melemparkan barang-barang ke arah kami,” ucapnya seperti dikutip dari Guardian.

Mascherano juga mengatakan bahwa pertandingan ini merupakan “sirkus terbesar” yang pernah ia alami.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel