Bisnis.com, JAKARTA – Prospek saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bearish akibat terpuruknya industri semen dalam negeri. Dampaknya, laba bersih perseroan turun pada kuartal I 2024.

Saham SMGR terkoreksi 2,32% ke Rp 4.630 per saham pada perdagangan Jumat (5/3/2024), juga turun 27,66% year-to-date.

Nafan Aji Gusta, Kepala Informasi Investasi Mirae Asset Sekuritas, mengatakan tidak ada pendorong yang dapat mempengaruhi saham SMGR di masa depan.

Hal tersebut, menurut Nafan, kondisi industri semen dalam negeri yang masih surplus atau kelebihan pasokan dinilai menjadi faktor penting dalam meningkatkan efisiensi perusahaan.

“Hal ini harus diimbangi dengan penyerapan dan permintaan produk semen untuk pembangunan infrastruktur. Kondisi industri semen saat ini harus mengakui pasar sedang kelebihan pasokan,” ujarnya kepada Bisnis saat dihubungi, Jumat (5/3).

Situasi ini turut menyebabkan penurunan laba bersih SMGR pada kuartal I 2024. Laba perusahaan induk pada periode tersebut adalah Rp 472 miliar, turun 16% dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, pendapatan SIG direvisi naik 6,27% dari tahun ke tahun menjadi $8,37 triliun, dengan pendapatan pihak berelasi meningkat $519,3 miliar atau 2,90%, sedangkan pendapatan pihak berelasi meningkat sebesar $519,3 miliar atau meningkat sebesar 2,90%. Pendapatan mencapai Rp519,3 miliar, naik 2,90% year-on-year menjadi Rp7,85 triliun.

Perusahaan mampu menekan beban pokok penjualan sebesar Rp6,16 triliun atau 4,94% year-on-year sehingga menghasilkan laba kotor sebesar Rp2,2 triliun, meningkat 9,78% year-on-year.

Secara teknikal, kata Nafan, saham SMGR masih bearish dalam jangka pendek dan seterusnya, yang diduga dipengaruhi oleh kondisi pasar global terkait perubahan suku bunga The Fed.

“Belum jelas apakah saham SMGR akan pulih atau setidaknya mundur dulu. Tapi sekarang belum terlihat. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pasar global. Dinamika The Fed membentuk perilaku investor, jadi kita harus wait and see.” dia menyimpulkan.

Dengan kondisi tersebut, Nafan merekomendasikan investor untuk menahan saham SMGR dengan target harga Rp 4.400 per saham.

 

Perasaan tentang dividen

Perkembangan lainnya, SMGR diketahui menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (3/5) di Finance Hall Gedung CIMB Niaga, Jakarta pada Jumat (3/5) yang salah satu agendanya adalah penetapan laba bersih. dividen. Tahun 2023

Hingga artikel ini ditulis, perseroan belum memberikan pernyataan resmi terkait hasil rapat yang membahas tujuh agenda tersebut.

Tim riset Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer mengatakan penetapan dividen dari EPS 2023 akan sedikit positif bagi pergerakan saham SMGR dalam jangka pendek.

“Di samping itu. Kami memperkirakan rasio pembayaran dividen berada di bawah normal. “untuk mengurangi ketidakpastian global akibat konflik geopolitik yang dapat mendukung peningkatan sementara tingkat arus kas,” ujarnya.

Kiwoom Sekuritas mengeluarkan rekomendasi beli Semen Indonesia dengan target harga Rp 4.790 per unit.

Sementara itu, penjualan semen pada tahun 2024 masih cukup menarik dan pertumbuhan tersebut diperkirakan didorong oleh permintaan dari proyek IKN Nusantara.

Peningkatan permintaan semen disebabkan oleh peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah. Kembalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi. dan mengendalikan inflasi Hal ini menyebabkan penurunan suku bunga dalam jangka pendek.

Pemerintah meluncurkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian properti senilai Rp 2 miliar. Hal ini bisa menjadi faktor pendorong permintaan semen kantong.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan atau pembelian saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun. dihasilkan dari keputusan investasi pembaca

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA.