Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan menetapkan pelonggaran harga eceran tertinggi (HET) beras secara permanen pada Juni 2024. Kalau begini, apakah saham HOKI dan NASI akan naik lagi?
Rencana penetapan HET beras secara permanen saat ini masih menunggu payung hukum Peraturan Badan Pangan Nasional yang diharapkan selesai sebelum 31 Mei. Setelahnya, harga beras dalam aturan ini akan sama dengan HET saat relaksasi diterapkan mulai Maret 2024.
Berdasarkan relaksasi yang berlaku mulai 10 Maret 2024 hingga akhir Mei, HET beras premium ditetapkan Rp 14.900/kg hingga Rp 15.800/kg tergantung wilayahnya. Angka tersebut meningkat dari sebelumnya Rp 13.900/kg – Rp 14.800/kg.
Sementara itu, HET Beras Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP) mulai 1 Mei 2024 naik menjadi Rp12.500/kg menjadi Rp13.500/kg dari sebelumnya Rp10.900/kg menjadi Rp11.800/kg.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kenaikan harga beras kerap menjadi sentimen bagi emiten yang bergerak di sektor pengolahan dan perdagangan beras.
Setidaknya ada dua produsen beras di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk. (BERAS).
“Saham HOKI dan NASI saat harga naik justru terbantu oleh sentimen langkah pemerintah yang menaikkan HET beras premium dan medium,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (27/5/2024).
Namun, lanjutnya, untuk saat ini harga saham keduanya berada dalam fase bearish seiring meredanya kabar kenaikan harga beras.
Dari sisi fundamental, Nafan mengatakan penetapan relaksasi HET yang akan dilakukan pada Juni akan mengurangi tekanan terhadap margin keuntungan masing-masing perusahaan.
Hal serupa juga diungkapkan analis investasi Stockbit Hendriko Gani. Dalam riset beberapa waktu lalu, dia mengatakan tingginya HET beras berpotensi mengurangi tekanan terhadap margin laba kotor (GPM).
Namun, khususnya bagi HOKI, Hendriko menilai model bisnis perusahaan yang mencakup pengolahan dan pemasaran beras justru kurang diuntungkan dengan tren kenaikan harga beras.
“Untuk mengingatkan kita, ada banyak harga dalam rantai pasok perdagangan beras. Model bisnis HOKI sendiri adalah membeli beras di tingkat penggilingan, sebelum menjualnya kembali ke konsumen akhir dengan harga yang diatur HET,” dia. dikatakan.
Dihubungi terpisah, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan buy atas rekomendasi pelemahan HOKI dan NASI. Target harga saham keduanya berada di Rp 180 dan Rp 216.
Pada perdagangan hari ini, saham HOKI ditutup dengan koreksi 1,91% ke level Rp 154. Harga tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 19,08% selama delapan hari terakhir, namun melemah sebesar 23,44% untuk tahun ini.
Sedangkan saham NASI menguat 1,20% ke level 169 lei. Saham yang resmi diluncurkan pada tahun 2021 ini telah menguat 113,54% dalam 10 hari terakhir dan naik 119,48% year-to-date (YtD).
Sementara dari catatan bisnis, manajemen HOKI menargetkan kinerja penjualan tumbuh di atas 10% pada 2024. Rencana tersebut, perseroan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp15 miliar.
“Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk pengembangan produk FMCG melalui anak usaha PT Hoki Distribution Niagam, seperti pembebasan lahan, pembangunan pabrik dan lain-lain,” kata Direktur HOKI Budiman Susilo.
————————–
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel