Bisnis.com, Jakarta – CEO Syntesa Group sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan beberapa tantangan yang menghambat pertumbuhan wirausaha, MOBO, dan peluang kerja di Indonesia. 

Hal ini juga terlihat di negara-negara lain seperti Afrika, dimana perkembangan usaha kecil dan menengah yang merupakan sumber pendapatan utama warganya bahkan sulit untuk merebut pasar. 

Sebab, menurut Cinta, kehadiran usaha kecil dan menengah tidak hanya meningkatkan lapangan kerja di sektor informal tetapi juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi negara. 

“Di Indonesia, UMKM merupakan 97% perekonomian Indonesia. Jadi kita perlu lebih mengembangkannya, jadi sekarang fokusnya bagaimana mengembangkan lebih banyak wirausaha, termasuk perusahaan start-up. Dari segi peluang tentu besar. , penduduk Indonesia ada 270 juta jiwa,” ujarnya, Senin (2/9/2024) jelasnya.  

Salah satu sarannya adalah mengizinkan pekerja informal memasuki produksi formal untuk mendapatkan pekerjaan dan upah yang lebih layak. Namun, terdapat banyak tantangan dalam menarik masyarakat dari sektor informal ke sektor formal. 

Menurut Cinta, peran pemerintah sangat besar dalam hal bagaimana pemerintah memberikan kerangka regulasi yang tepat bagi pengembangan usaha. 

“Saya kira kita tahu satu hal, banyak izin yang lambat pengurusannya. Tanpa izin tidak akan bisa, tapi harus dimulai dengan izin yang banyak untuk didaur ulang, dan tidak bisa berkembang. Saya kira .Pemerintah perlu memperbaikinya,” jelasnya.

Menurut Cinta, Anda bisa memulainya dengan ngobrol dengan MOBS agar MOBS bisa mempermudah segalanya. 

Selain itu, tidak hanya fokus pada pasar global, namun juga mendorongnya ke pasar dalam negeri, diperlukan dukungan perusahaan-perusahaan besar untuk memasuki pasar tersebut. 

“Saya selalu bilang masuk ke pasar dalam negeri dulu karena kita belum punya cukup dukungan untuk benar-benar menempatkan UKM di rantai nilai perusahaan besar,” ujarnya. 

Ketiga terkait inovasi dan digitalisasi. Melalui inovasi dan digitalisasi, UKM dapat meningkatkan potensinya di segala bidang, mulai dari keterampilan hingga produksi.

“Kalau bicara pandemi, menurut saya banyak UKM yang kehilangan pendapatan hingga 60%. Tapi yang bisa beradaptasi bisa bangkit dengan digitalisasi melalui e-commerce,” jelasnya. 

Yang kedua terkait dengan keterampilan. Saat ini Apindo sendiri telah meluncurkan beberapa program untuk meningkatkan keterampilan dasar seperti akuntansi dan lainnya. 

“Jadi memikirkan UMKM bukan sekedar menciptakan lapangan kerja, kita ingin usahanya bisa bertahan karena UMKM naik level. Jadi bukan hanya sekedar menciptakan UMKM baru tapi juga menjaga agar UMKM tetap eksis dalam jangka waktu yang lama,” imbuhnya. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA