Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Indonesia (Apersi) menilai pemerintah harus memaksimalkan peran koperasi untuk merespons permasalahan kekurangan atau keterlambatan perumahan.
Selain itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) APERSI Jenderal Junaidi Abdillah mengatakan, pembangunan perumahan tidak pernah sampai ke desa-desa dan tidak pernah menjadi pusat pembangunan, meski masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk memiliki rumah. rumah
“Program yang kami tawarkan mencakup desa. Bagi mereka yang memiliki perumahan di bank. Karena koperasi tahu bahwa masyarakat mengenal anggotanya. Koperasi adalah penjamin,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (21/07/2024).
Selain itu, Junaidi menegaskan, organisasinya melakukan penelitian terhadap perumahan di desa-desa yang terhambat undang-undang karena sebagian besar mata pencahariannya adalah petani, nelayan, dan pekerja informal lainnya sehingga tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan terkait kepemilikan rumah. . kredit (KPR).
Junaidi menambahkan, APERSI dapat mendorong peran koperasi sebagai penjamin MBR di desa dan kelurahan agar bisa mengajukan KPR. Junaidi meyakini koperasi dengan konsep keanggotaan dapat menghargai kepercayaan yang diberikan seseorang.
“Koperasi ini berbeda, pasarnya bagi mereka yang unbanked, biarkan koperasi mengurusnya sebagai agen, sebagai penjamin. Tapi biarkan BP3 membiayainya dengan dana konversi,” jelas Junaidi. .
Selain membantu koperasi, APERSI juga mengajak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai penjamin kelompok MBR desa atau kelurahan untuk mengambil KPR.
“Jika suatu desa dibantu untuk membeli rumah, maka mudah untuk mengetahui jumlah kebutuhan rumah atau backlognya. Dari desa, penyelesaian masalah ketertinggalan di Indonesia juga akan cepat terselesaikan di perkotaan,” pungkas Junaidi.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA