Bisnis.com, Jakarta – Aplikasi Temu belum mendapat izin dari pemerintah Indonesia untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia.

E-commerce seperti Shopee tidak diperbolehkan ketika ingin mendaftarkan merek dagangnya. Penolakan ini terkait dengan alasan akan menimbulkan persaingan dagang tidak sehat.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Setiadi mengatakan Temu dilarang untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri.

“Masih kita larang. Kalau dibiarkan maka UMKM kita akan hancur,” kata Budi Ari dikutip Antara.

Sehubungan dengan itu, Juru Bicara Kementerian Perindustrian Fabri Hendri Antoni Arif mengatakan timnya meminta agar platform atau kebijakan yang dapat merugikan industri tidak boleh masuk dan diterapkan di Indonesia. 

Sepanjang aplikasi ini dapat memberikan dampak yang merugikan bagi industri dalam negeri, merugikan industri dalam negeri, menurunkan permintaan. Tentu kita berharap aplikasi ini tidak boleh masuk ke Indonesia, kata Fabri kepada wartawan, Kamis (3). /10).  Apa itu aplikasi TEMU?

Temu merupakan aplikasi e-commerce yang menawarkan merchandise dengan diskon dan harga besar.

Aplikasi ini sekilas mirip dengan Shopee atau TikTok Shop. Namun uniknya, Temu terhubung langsung dengan 80 pabrik di China yang bisa langsung mendistribusikan produknya ke pelanggan di seluruh dunia.

Jadi harga pokok penjualan akan lebih rendah. Pihaknya khawatir dengan produksi dalam negeri yang mungkin akan hilang dari segi harga jual.

Berdasarkan catatan Bisnis, sejak September 2022, aplikasi Temu telah mencoba mendaftarkan merek tersebut sebanyak tiga kali di Indonesia. Bahkan, permohonan Temu kembali diajukan untuk didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) pada 22 Juli 2024.

Namun upaya tersebut gagal karena sudah ada perusahaan asal Indonesia yang memiliki nama mirip dan mayoritas sama dengan KBLI.

Temu telah berhasil berekspansi dan memasuki 48 negara termasuk Thailand dan Malaysia. Mengutip laporan Southeast Asia E-Commerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Temu diluncurkan di 48 negara di seluruh dunia pada Desember 2023, dengan hampir 120 juta pengguna mencari produk di Temu dan rata-rata 1,6 juta paket terkirim setiap hari. 

Kesuksesan utama Temu terjadi di Amerika Serikat (AS), dimana hampir 9% orang Amerika berbelanja di Temu tahun lalu. Temu terus memimpin pengunduhan di Apple App Store dan Google Play.

Sementara itu, perusahaan teknologi Tiongkok Pinduoduo, platform e-commerce di bawah naungan Temu, pertama kali terjun ke Asia Tenggara melalui Filipina pada 26 Agustus 2023. Aplikasi ini diperluas ke Malaysia pada 8 September 2023.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel