Bisnis.com, JAKARTA – Emiten CPO Grup Triputra PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) membuat prakiraan kondisi cuaca La Nina, atau kondisi cuaca dengan curah hujan lebih tinggi, yang diperkirakan terjadi pada tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Triputra Agro Persada Joni Tjeng menjelaskan, kondisi basah akibat La Nina diperkirakan akan meningkatkan produksi TBS perusahaan di masa depan. Namun La Nina diperkirakan akan sedikit menurunkan laju ekstraksi minyak CPO (OER) akibat terganggunya proses polinasi atau penyerbukan.

Joni mengatakan, Jumat (20 September 2024), “Berdasarkan kondisi saat ini, perseroan memperkirakan produksi TBS dan CPO tahun ini masih meningkat satu digit dibandingkan tahun lalu.”

Sebagai informasi, OER adalah persentase minyak sawit yang diperoleh dari pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah (CPO).

Joni melanjutkan, TAPG telah menyiapkan prakiraan La Nina. Ia mengatakan TAPG terus fokus pada dua hal utama pada tahun 2024.

Fokus pertama adalah optimalisasi hasil produksi melalui program Good Agricultural Practices. Fokus kedua adalah optimalisasi infrastruktur pendukung untuk memaksimalkan produksi dan distribusi di segala iklim.

“Tantangan utama hingga sisa tahun 2024 adalah curah hujan yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan seiring dengan La Nina yang melanda Indonesia dan Malaysia,” ujarnya.

Pada akhir triwulan I tahun 2024, TAPG dan unit afiliasinya memproduksi TBS sebanyak 1,39 juta ton, mengalami penyesuaian sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara produksi CPO TAPG pada semester I sebesar 445.000 ton dengan penyesuaian 3% dan produksi sawit sebesar 91.000 ton.

Direktur Utama TAPG Tjandra Karya Hermanto menjelaskan dampak kondisi cuaca El Niño terhadap perseroan pada paruh pertama tahun 2024.

“Dampak El Niño tahun lalu masih akan mempengaruhi kuartal II 2024 sehingga masih mempengaruhi produksi. Perseroan melihat proporsi produksi 2024 mulai meningkat mulai kuartal III 2024 hingga kuartal II.” produksinya akan lebih tinggi dibandingkan semester I,” kata Tjandra sebelumnya.

Tjandra mengatakan peningkatan produksi karena CPO akan memasuki masa panen raya dan cuaca lebih mendukung berkat La Nina. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel