Bisnis.com, JAKARTA – Alokasi anggaran sektor kesehatan sebesar Rp197,8 triliun atau 5,5% dari proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 diharapkan berdampak positif bagi emiten farmasi.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Aziz mengatakan anggaran tersebut akan berdampak positif bagi kesehatan jika diterapkan dengan baik. Salah satu sektor yang berpotensi memberikan dampak positif adalah produsen farmasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis, terdapat sekitar 10 emiten yang bergerak di bidang farmasi di Bursa Efek Indonesia. Dari jumlah tersebut, 5 saham mengalami penguatan dan 5 saham lainnya melemah sepanjang tahun berjalan 2024.
Kenaikan harga saham tertinggi terjadi pada saham PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) sebesar 41,69%, disusul saham PT Sido Muncul Factus Medicine and Pharmacy Factory Tbk. (SIDO) yang naik 34,29% year-to-date (YtD).
Di sisi lain, komponen pelepasan farmasi di bawah tekanan YtD a.l. PT Indofarma Tbk. (INAF) yang mengalami penurunan sebesar 78,28% dan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) turun 56,75%.
Menurut Azis, tekanan terhadap emiten farmasi yang berujung pada penurunan saham berdampak pada kinerja keuangan emiten farmasi yang kurang memuaskan.
“Di sektor farmasi, kinerja keuangan emiten yang kurang memuaskan menjadi salah satu faktor turunnya saham mereka. Apalagi melemahnya dolar AS terhadap rupee menambah beban bahan baku apotek farmasi,” ujarnya, Selasa. (20/8/2024).
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengatakan nilai tukar rupiah akan dipertahankan pada level Rp 16.100 pada tahun 2025. Azis memperkirakan asumsi nilai tukar dalam RAPBN 2025 mencerminkan risiko depresiasi rupee pada tahun mendatang dan masih menjadi tantangan bagi produsen farmasi.
“Pelemahan rupee masih akan menjadi tantangan bagi emiten farmasi, namun kita harus melihat bagaimana strategi pengelolaannya, apakah ada hedging atau strategi lainnya,” ujarnya.
Ia juga menyebut strategi ekspor emiten farmasi merupakan langkah positif yang dapat meningkatkan indikator pendapatan, memperoleh perolehan devisa, dan melindungi bottom line emiten farmasi dari risiko kerugian mata uang.
Harga saham emiten farmasi itu mulai pukul 14.40 WIB
Sumber: Bloomberg, diedit.
Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA