Bisnis.com, JAKARTA – Anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, PT Indonesia Vehicle Terminal Tbk. (IPCC) memutuskan untuk meninjau ulang anggaran belanja modal (capex) periode 2024.
Direktur Operasi dan Rekayasa IPCC Bagus Dwipoyono menjelaskan, perseroan menganggarkan Rp 57 miliar untuk tahun 2024 pada rencana sebelumnya. Namun dalam perkembangannya, diputuskan untuk memangkas batasan tersebut menjadi hanya Rp 17 miliar.
Bagus mengatakan, belanja modal berkurang karena rencana pembangunan gedung parkir tidak terealisasi tahun ini. Pembangunan struktur parkir tersebut masih menunggu penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan atau kajian Amdal.
“Total capex tahun 2024 Rp 40 miliar itu untuk membangun gedung parkir baru yang belum bisa kita lakukan. Mungkin tahun depan bisa terserap,” kata Bagus di Kantor IPCC, Jakarta Dé Selasa (30/7/ 2024).
Sebaliknya, hingga semester I/2024, IPCC menyerap belanja modal sebesar Rp 3,7 miliar. Ia mengatakan salah satu belanja modalnya adalah pembelian jaring debu untuk dipajang di sekitar Terminal.
Dikatakannya, perlunya pembuatan jaring debu mengingat lokasi Terminal IPCC berdekatan dengan terminal lain yang menangani bongkar muat produk tepung. Bagus mengatakan, jaring tersebut juga berfungsi untuk mencegah benda asing masuk ke terminal perusahaan.
Nantinya, perseroan juga menggunakan capex untuk memperbaiki dua bagian bandara dekat terminal IPCC. Belanja modal juga digunakan untuk menambah kamera pengawas atau CCTV.
“Kami sedang merenovasi lokasi kerja lama PT PP dan lokasi lain di depan parkiran,” kata Bagus.
Di sisi lain, IPCC mencatatkan laba tahunan sebesar Rp 80,68 miliar pada 6 bulan pertama tahun 2024 atau naik tipis 2,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 78,91 miliar.
Di sisi lain, peningkatan laba IPCC tidak berbanding lurus dengan penurunan pendapatan perseroan. Produsen logistik ini membukukan pendapatan operasional sebesar Rp360,26 miliar pada kuartal II-2024, atau turun 1,83% yoy dibandingkan tahun lalu sebesar Rp366,96 miliar.
Jasa terminal penunjang senilai Rp340,96 miliar, jasa kargo pelabuhan senilai Rp5,88 miliar. Jadi berbagai jasa usaha menelan biaya Rp4,89 miliar, tanah, konstruksi, air, dan listrik sisanya Rp8,50 miliar.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA