Bisnis.com, Jakarta – Anak dengan kepribadian pemalu lebih sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial. Pada akhirnya banyak dari mereka yang mengucilkan diri karena kurang percaya diri dengan kemampuannya.
Jika kepribadian pemalu seorang anak terus berlanjut hingga dewasa, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mentalnya, sehingga mempengaruhi perilaku dan pengambilan keputusannya di masa depan.
Sabtu (25/5/2024) Anak-anak yang tumbuh dengan rasa tidak aman dan pemalu memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi, kehilangan minat pada bakat, dan kesepian kronis, dilansir dari kidshealth.org dan Betterhealth.vic.gov.au. . Alasan anak pemalu
1. Genetika
2. Hubungan keluarga tidak harmonis
3. Perilaku lingkungan yang kurang baik
4. Kurangnya hubungan sosial
5. Kritik yang keras
6. Takut gagal
7. Emosional tidak stabil atau sering sensitif
Anak menjadi lebih pemalu yaitu terhadap unsur-unsur tertentu karena lingkungannya. Oleh karena itu, sangat diperlukan peran masyarakat untuk mendukung anak melalui berbagai tindakan atau kegiatan yang membangun rasa percaya diri sejak kecil.
Tips membangun rasa percaya diri anak 1. Diskusikan
Orang tua hendaknya berbicara dengan anaknya secara rutin minimal seminggu sekali. Diskusi dapat memfokuskan diskusi pada pengambilan keputusan anak berupa menanyakan kegiatan yang akan dilakukan atau impiannya di masa depan.
Pola asuh orang tua ini dapat membantu anak untuk lebih berani mengambil keputusan dalam hidupnya sehingga tidak bergantung pada orang tuanya. Oleh karena itu, anak lebih percaya diri dalam melakukan segala aktivitas. 2. Berikan kesempatan
Orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan anak-anak mereka kesempatan dan kepercayaan diri untuk melakukan aktivitas mereka sendiri. Sebab kegiatan ini dapat membantu anak dalam percaya diri dan mandiri.
Meski demikian, orang tua tetap ingin memantau perkembangan kemampuan anaknya agar dapat melakukan evaluasi untuk mengetahui kegiatan mana yang paling menunjang rasa percaya diri anaknya. 3. Pujian
Orang tua hendaknya memuji anaknya tidak hanya atas hasilnya, tetapi juga atas proses yang telah mereka lalui. Karena seringkali orang tua mengabaikan hal ini sehingga berdampak negatif pada psikologi anak, mereka selalu berusaha mencapai kesuksesan daripada menghargai proses pencapaiannya.
Misalnya, orang tua dapat mengganti kalimat afirmatif, “Kamu luar biasa karena memenangkan tempat pertama dalam lomba mewarnai,” dengan “Kami sangat bangga padamu karena telah bekerja keras selama sebulan untuk memenangkan ini.” Dengan pujian seperti itu, anak bisa lebih berusaha mencapai cita-citanya di masa depan. 4. Jujurlah
Pendekatan yang jujur sangat diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak. Seringkali orang tua membohongi anaknya, misalnya mereka sangat bangga dengan anaknya jika bekerja di suatu bidang, padahal mereka tidak mumpuni di bidang tersebut.
Terakhir, anak mudah berpuas diri dan sulit menerima kritikan dari orang lain sehingga berdampak buruk pada tingkat kepercayaan dirinya karena selalu mendapat pujian yang tidak sesuai dengan kemampuannya. 5. Hindari kritik
Orang tua seringkali memberikan komentar kritis terhadap tindakan anaknya, seperti anaknya tidak bertanggung jawab atau selalu gagal dalam membangun sesuatu. Pesan-pesan negatif dari orang-orang yang dekat dengan tumbuh kembang anak menimbulkan permasalahan dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya menahan diri untuk tidak menggunakan ungkapan-ungkapan kasar atau negatif yang merugikan ego dan motivasi anak. Mulai sekarang, koreksi anak Anda secara lembut dengan memberinya ungkapan-ungkapan positif yang fokus pada perkembangannya. 6. Biarkan anak membantu orang lain
Anak-anak dapat memastikan bahwa mereka memahami bahwa apa yang mereka lakukan dapat bermakna dan berdampak pada orang lain. Jadi biarlah anak membantu dalam segala hal di rumah, sekolah, dan lingkungan. 7. Mengajari anak disiplin dan tanggung jawab
Seiring berkembangnya kepribadian anak seiring dengan pertumbuhannya, peran orang tua dalam menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab pada anak tentunya sangat penting di sini.
Misalnya memberi mereka tugas seperti membersihkan kamar setelah bangun tidur atau mencuci sepatu sekolah. Melakukannya secara rutin dapat menumbuhkan kesadaran pada anak yang berperan penting dalam membangun rasa percaya diri. (Nur Afifa Azjara Auliya)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel