Bisnis.com, Jakarta – PT Oman Minerals Internasional Tbk. (AMMN) menyiapkan belanja modal berulang tahunan (Capex) hingga $200 juta sesuai dengan rencana perusahaan untuk membuka Tahap 8 dari Batu Hojo.
Pembukaan tambang Tahap 8 ini diharapkan dapat memperpanjang umur tambang EMMN. Batu Hijau Fase 8 diharapkan mulai memproduksi bijih antara tahun 2025 dan 2030.
Seperti diketahui, Tahap 7 dari Green Mine yang sudah beroperasi akan selesai berproduksi pada akhir tahun ini.
Vice President Corporate Communications and Investor Relations AMMN Kartika Octaviana saat dikonfirmasi, Rabu (10 September 2024), mengatakan, “Belanja modal sekitar $150 juta hingga $200 juta per tahun selama 5 tahun ke depan”.
Menurut laporan Joint Mineral Reserves Committee (JORC) per 31 Desember 2023, total cadangan tembaga Tahap 8 berjumlah 3,86 miliar pound dan 5,3 juta ons emas.
“Antara etape 7 dan etape 8 masih satu lubang,” kata Octaviana.
Diberitakan sebelumnya, AMMN disebut-sebut telah mengumpulkan dana hingga USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,47 triliun (asumsi kurs Rp 16.312/USD) untuk tambang tembaga dan produsen emas terbesar kedua di Indonesia tersebut.
Mengutip Bloomberg, Minggu (7 Juli 2024), cabang Medco-Salem Group mendapat komitmen dari beberapa bank, antara lain PT Bank Mandiri Tbg (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atas pinjaman tersebut
Menurut sumber Bloomberg yang tidak ingin disebutkan namanya, dana hasil penggalangan dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan tambang Batu Hijau di Simbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
AMMN mencatatkan peningkatan produksi tembaga dan emas yang signifikan pada paruh pertama tahun 2024. Ini merupakan kinerja produksi tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
AMMN mencatatkan produksi tembaga sebesar 236 juta pound, dengan penjualan sebesar 173 juta pound. Sementara produksi emas perseroan tercatat 949.895 ons dengan volume penjualan 344.235 ons.
Produksi kedua produk ini masing-masing meningkat sebesar 76% dan 189% year-on-year atau year-on-year. Sedangkan produksi konsentrat mencapai 444.143 ton kering (dmt), dengan penjualan 337.929 dmt.
“Sejak pengambilalihan Batu Hajau, operasi kami telah memecahkan berbagai rekor produksi dan produksi logam kami mencapai titik tertinggi sepanjang masa,” kata Presiden Direktur Oman Alexander Ramli dalam siaran pers, Jumat (26 Juli). kinerja pada tahun 2022. . /2024).
Sementara itu, produksi Oman pada semester pertama tahun 2024 didorong oleh operasi bijih berkadar tinggi dari Fase 7.
Selain itu, biaya penambangan per unit mengalami penurunan sebesar 2% pada periode yang sama, dari 2,39 USD/ton pada semester pertama tahun 2023 menjadi 2,34 USD/ton pada semester pertama tahun 2023.
Di sisi lain, laba bersih meningkat 167% menjadi 1,549 juta dolar AS pada semester I 2024 dibandingkan 581 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.
__________
Disclaimer: Berita ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel