Bisnis.com, JAKARTA – Proyek pembiayaan bersama teknologi (fintech P2P lending) PT Amartha Mikro Fintek telah memilih pelaku di sektor bioekonomi, pertanian, dan perikanan untuk mendukung pembangunan perekonomian nasional.

Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri dan CEO Amartha, menjelaskan transformasi ekonomi ekstraktif menjadi ekonomi restoratif sebagai solusi pertumbuhan berkelanjutan dan pelestarian alam penting untuk membantu Indonesia mencapai Visi Emas Indonesia 2045.

Percepatan transformasi menuju model ekonomi restoratif yang dapat diadopsi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 akan mendorong pengembangan bioekonomi. 

Bioekonomi yang fokus pada pemanfaatan sumber daya alam hayati secara berkelanjutan dapat menjadi katalis yang mempercepat transisi menuju perekonomian rendah karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam tak terbarukan (SDA). 

“Bioekonomi merupakan kebalikan dari ekonomi ekstraktif yang mengandalkan sumber daya alam tak terbarukan seperti batu bara dan migas. Penanaman modal dari Amartha berupaya meningkatkan nilai tambah produk UMKM di sektor pertanian dan perikanan berkelanjutan. yang pertama Kontribusi bioekonomi dalam menunjang perekonomian nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (5/10/2024).

Saat ini kontribusi bioekonomi terhadap produk domestik bruto nasional masih sangat kecil. Padahal, dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang begitu besar, Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan bioekonomi. Sektor UMKM juga dapat berkontribusi terhadap percepatan bioekonomi di Indonesia.

“Contohnya, Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia, namun lebih dari 80 persen ekspor kakao Indonesia dalam bentuk biji mentah, sehingga nilai ekspornya kecil. Dengan berkembangnya bioekonomi yang juga menekankan Pentingnya biji kakao didasarkan pada sumber daya hayati pada buah-buahan berharga yang dapat diolah, ditambah bubuk kakao dan coklat, “tambahnya.

Andi Taufan juga mengatakan, pembangunan bioekonomi masih menghadirkan berbagai tantangan, salah satunya terkait pembiayaan. 

Kolaborasi banyak pihak diperlukan, mulai dari pemodal, lembaga keuangan, organisasi risiko, untuk memitigasi risiko dan menyediakan pembiayaan di sektor bioekonomi. 

Sejak didirikan empat belas tahun lalu, Amartha percaya bahwa bisnis berkelanjutan adalah bisnis yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan hidup serta berkomitmen untuk terus terlibat dalam inisiatif bioekonomi. 

“Amartha memberikan pendanaan untuk pemulihan sektor-sektor, salah satunya agroforestri. Inisiatif ini didukung kerja sama dengan Koalisi Ekonomi Bumi Dunes atau KEM untuk memberikan pendanaan pada sektor kehutanan,” ujarnya.

KEM bersama Amartha mendorong portofolio inovasi alam berupa manfaat hilir, misalnya tepung mocaf, minyak atsiri, olahan kelapa, produk kopi setengah jadi, dan lain-lain. Komoditas ini melibatkan sektor UMKM sebagai produsen, sehingga UMKM mempunyai peran penting dalam menggerakkan bioekonomi.

Inisiatif bioekonomi yang saat ini dilakukan Amartha adalah pengembangan koridor satwa liar seluas 304 hektar di kawasan hutan Bali Barat, Kabupaten Jembrana, Bali.

Amartha bekerja sama dengan Kelompok Kehutanan Giri Amerta (KTH) baru-baru ini menanam 2.000 pohon buah-buahan endemik. 

Harapannya, para pelari dapat melindungi habitat penting satwa liar dengan menyediakan makanan dan mendukung mata pencaharian alternatif bagi masyarakat.

“Kolaborasi dengan KTH Giri Amerta memungkinkan pertumbuhan ekonomi masyarakat akar rumput dipadukan dengan upaya pelestarian lingkungan, sejalan dengan prinsip keberlanjutan Amarta,” jelasnya.

Merujuk laporan terbaru Center for Economic and Legal Studies (Celios), Indonesia diperkirakan membutuhkan Rp 892 triliun pada tahun 2045 untuk secara efektif menerapkan kebijakan restrukturisasi di berbagai sektor perekonomian.

“Amartha merupakan sepak bola strategis yang kerja sama strategisnya dapat membuka banyak peluang bagi basis UMKM untuk mengelola usaha di sektor berkelanjutan yaitu bioekonomi,” pungkas pendiri Amartha.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel