Bisnis.com, Jakarta – Chairul Tanjung (CT), bank digital hasil perusahaan patungan antara grup Bukalapak dan Salim, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar dua digit pada tahun 2025.

CEO Allo Bank Indira Utoyo mengatakan tujuan pertumbuhan ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk melindungi kepentingan dan memberikan nilai unggul kepada seluruh pemangku kepentingan.

“[Tentunya] berhati-hati dan prudent tanpa mengurangi prinsip dan praktik perbankan yang prudent,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22 November 2024). 

Sementara itu, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indira mengatakan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahunan selama ini yang sebesar 5 persen. 

Oleh karena itu, industri yang dinilai sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi terpenting adalah transportasi, informasi dan komunikasi, serta ekspor atau impor barang dan jasa. 

“Kami meyakini pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat akan berdampak besar pada sektor perbankan nasional berupa peningkatan permintaan kredit untuk modal dan investasi operasional serta peningkatan kepercayaan konsumen,” ujarnya. 

Seperti diketahui, Allo Bank sendiri meraup laba bersih sebesar Rp 302,59 miliar pada kuartal III 2024. 

Pencapaian tersebut merupakan penurunan 10,69% YoY (YoY/YoY) dibandingkan laba bersih sebesar Rp338,82 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Dilihat dari gambaran keuangan perseroan, penurunan kinerja Allo Bank sebagian dipengaruhi oleh penurunan nilai (rugi) sebesar Rp53,87 miliar pada September 2024. Pertumbuhan tersebut dibandingkan tahun sebelumnya hampir tiga kali lipat atau 180,79%. Rp 19,18 miliar pada September 2023.  

Hal ini sejalan dengan peningkatan rasio NPL Allo Bank, dimana non-performing loan (NPL) bruto BBHI naik menjadi 0,55% pada September 2024 dari 0,06% pada September 2023. Pada periode yang sama, pinjaman bersih juga meningkat menjadi 0,34. % – 0,04% 

Beruntung pendapatan bunga bersih Allo Bank terus tumbuh Rp 818,69 miliar, naik 8,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 756,77 miliar.

Margin bunga bersih (NIM) bank digital ini juga meningkat sebesar 18 basis poin (bps) menjadi 9 persen dari sebelumnya 8,82 persen. 

Pendapatan lain-lain juga meningkat 329,3% YoY menjadi Rp 136,93 miliar pada Q3 2024 dari Rp 31,9 miliar pada Q3 2023.

Selain itu, Allo Bank juga mencatatkan kenaikan fee based income atau pendapatan berbasis biaya sebesar 124,38% year-on-year menjadi Rp14,7 miliar pada September 2024 dari sebelumnya Rp6,55 miliar pada September 2023.

Di sisi arbitrase, Allo Bank membukukan pertumbuhan pinjaman sebesar 0,18% YoY menjadi Rp7,34 triliun dari sebelumnya Rp7,32 triliun. Aset bank juga tumbuh sebesar 17,28% year-on-year menjadi Rp14,06 triliun pada Q3 2024 dari Rp11,99 triliun pada Q3 2023. 

Terakhir, BBHI memperoleh dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,93 triliun pada Q3 2024, naik 0,76% year-on-year dari Rp4,89 triliun pada tahun sebelumnya. 

Sedangkan dana murah atau tabungan giro (CASA) Allo Bank tumbuh 28,01 persen menjadi Rp 811,19 miliar pada kuartal III 2024 dari Rp 633,7 miliar pada tahun lalu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel