Bisnis.com, Jakarta – Aliran dana investor asing diperkirakan akan semakin membebani pasar modal Indonesia menjelang pelantikan presiden pada kuartal IV 2024. Analis menilai ada beberapa alasan investasi asing masuk ke pasar modal Indonesia. .

Nico Demus, Direktur Riset dan Mitra Investasi Pilarmas Investindo Securitas Maximilianos, memperkirakan investasi asing akan lebih tinggi pada kuartal IV 2024 dibandingkan kuartal pertama.

Penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed juga diyakini akan mendorong Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga, meningkatkan konsumsi dan daya beli, serta semakin meningkatkan nilai investasi, kata Nikko, Selasa (24/9/2019). 2024).

Oleh karena itu, lanjut Nico, pihaknya menilai hal tersebut merupakan cerminan yang baik bagi pelaku pasar dan investor, khususnya investor asing.

Di sisi lain, triwulan IV tahun 2024 memiliki banyak agenda penting seperti pelantikan presiden, pemilihan kabinet, penurunan suku bunga, dan pemilihan kepala daerah. Ini akan membawa perasaan baik ke pasar, katanya.

Namun perlu diwaspadai adanya ketidakpastian seperti tensi geopolitik dan pemilu AS yang akan menambah tekanan. Oleh karena itu, IHSG harusnya bersinar di akhir tahun, ujarnya.

Sebelumnya, data Mirae Asset Sekuritas tercatat investor asing mengakumulasi Rp 25 triliun sepanjang kuartal III 2024. Saham yang paling banyak dibeli investor asing pada kuartal III 2024 adalah distribusi BBCA senilai 6,58 triliun.

Setelah BBCA, investor asing juga berminat pada saham bank lain seperti BMRI dan BBRI. Asing mencatatkan pembelian bersih BMRI sebesar Rp5,71 triliun dan BBRI sebesar Rp2,6 triliun.

Di sisi lain, asing juga meminati saham TLKM yang nilainya mencapai Rp 1,8 triliun pada kuartal III 2024. Aliran pembelian bersih asing ini membuat saham TLKM melonjak 7,12% dalam tiga bulan terakhir.

Setelah saham TLKM, investor asing juga mencatatkan pembelian bersih saham BRIS sebesar $980 miliar, AMRT $879,4 miliar, dan BBNI $855 miliar.

Dana lain yang diminati investor asing pada triwulan III 2024 adalah ASII senilai $813,08 miliar, INDF senilai $798,9 miliar, dan AMMN senilai $736,34 miliar. .

____________

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel