Bisnis.com, Jakarta – Teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko terkena penyakit jantung. Algoritme tersebut, yang disebut Find-HF, dilatih oleh para peneliti di Universitas Leeds untuk mendeteksi tanda-tanda awal dari kondisi tersebut menggunakan catatan pasien.

Menurut para peneliti, AI mampu memprediksi secara akurat pasien mana yang paling berisiko mengalami gagal jantung dan siapa yang akan dirawat di rumah sakit karena kondisi tersebut, dalam waktu lima tahun.

Konsultan ahli jantung Profesor Chris Gale mengatakan FIND-HF berpotensi memperpanjang diagnosis setidaknya dua tahun.

“Ini adalah sumber daya nasional yang sangat kuat dan unik dan inilah saatnya menggunakan data ini untuk memberikan manfaat bagi pasien,” katanya seperti dikutip BBC, Selasa (4/06/2024).

Penelitian ini didanai oleh British Heart Foundation (BHF). BHF mengatakan lebih dari 1 juta orang di Inggris saat ini menderita gagal jantung.

Para peneliti menggunakan catatan pasien dari 565.284 orang dewasa di Inggris untuk melatih algoritma AI. Kami kemudian memeriksa lebih lanjut database 106.026 catatan dari Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan.

Disarankan agar teknologi AI menjadi platform yang digunakan dokter sebagai peringatan dini, untuk mendiagnosis dan mendiagnosis pasien secara dini.

Ramesh Nadarajah, peneliti informasi kesehatan di University of Leeds, Inggris, mengungkapkan banyak pasien yang terdiagnosis penyakit jantung pada stadium akhir, ketika penyakit tersebut sudah sulit disembuhkan, terutama di kalangan wanita dan lansia. 

“Kami menggunakan alat pembelajaran mesin dengan data yang dikumpulkan secara rutin untuk membantu masyarakat mendeteksi masalah jantung sejak dini, sehingga mereka bisa mendapatkan pengobatan yang tepat dan menghindari rawat inap dan kematian serta meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya.

Mereka sekarang berencana untuk menilai keakuratan FIND-HF dengan menyaring individu yang diidentifikasi dalam catatan pasien mereka sebagai orang yang berisiko tertinggi terkena penyakit jantung untuk kondisi ini.

Profesor Brian Williams, Kepala Ilmuwan dan Petugas Medis BHF, mengatakan diagnosis dini memungkinkan pasien menerima pengobatan yang tepat dan manajemen yang efektif untuk kondisi mereka.

“Memanfaatkan kekuatan AI melalui penelitian seperti ini adalah sebuah langkah menuju peningkatan kehidupan lebih banyak orang yang menderita gagal jantung.”

Namun, penting untuk dicatat bahwa salah satu tantangan utama dalam penerapan sistem AI seperti Find-HF adalah memastikan keamanan dan privasi data pasien yang digunakan untuk melatih dan meningkatkan platform AI ini. 

Para profesional di bidang kesehatan mungkin ragu untuk menerapkan rekomendasi AI tanpa sepenuhnya memahami dasar dari rekomendasi tersebut. (Muhammad Diva Farrell Ramadhan)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel