Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik taipan Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan Bayan Energy telah resmi membeli perkebunan kelapa sawit PT Enggang Alam Sawita (EAS). Nilai transaksi pembelian ini sebesar Rp 105,14 miliar.
EAS merupakan anak perusahaan NPC Resources Berhad (NPC), sebuah perusahaan asal Malaysia. Selama 3 tahun terakhir, EAS dikabarkan merugi. Pada akhir tahun 2023, kerugian EAS tercatat sebesar Rp9,82 miliar, naik dari tahun 2022 sebesar Rp2,13 miliar.
Melalui keterbukaan informasi, Direktur Bayan Resources Jenny Quantero menjelaskan, akuisisi perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut telah selesai pada akhir Agustus 2024. EAS memiliki lahan di dalam dan berdekatan dengan konsesi pertambangan anak perusahaan perseroan.
“Transaksi ini dimaksudkan untuk tujuan investasi dan juga untuk mendukung kelancaran fungsi kelompok usaha perseroan dengan menguasai wilayah konsesi pertambangan dan lahan perkebunan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (4/9/2024).
Jenny menjelaskan, BYAN dan Bayan Energy telah mengakuisisi saham EAS dari pemegang sahamnya PT Berau Utama Berkatsetia, masing-masing sebesar 99% dan 1%. Selain itu, BYAN memberikan pinjaman senilai Rp159,26 miliar kepada EAS.
Dia mengatakan akuisisi ini akan menjamin kelancaran kegiatan operasional kelompok usaha perseroan dan tidak menimbulkan dampak merugikan yang material bagi perseroan.
Sebelumnya, terjadi kesepakatan besar-besaran di pasar perdagangan saham BYAN.
Sekretaris Perusahaan BYAN Jenny Quantero mengungkapkan, kesepakatan itu dilatarbelakangi oleh hubungan kekeluargaan antara orang tua dan anak, dimana pengendali perusahaan, Dato Low Tuck Kwong, sebagai seorang ayah, ingin menyerahkan sahamnya kepada putranya, Elaine Low.
“Tujuan dari transaksi ini adalah perencanaan suksesi keluarga jangka panjang,” kata Jenny dalam siaran persnya, Kamis (29/8/2024).
Jenny melanjutkan, Low Tuck Kwong mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada Elanine sebanyak 7.333.333.700 lembar saham atau setara dengan 22% saham.
Dengan pengalihan saham tersebut, lanjut Jenny, maka total kepemilikan Low Tuck Kwong bertambah dari 20.716.816.570 lembar saham menjadi 12.383.482.870 lembar saham atau dari 62,15% menjadi 40,15% saham.
Namun Dato Low Tuck Kwong tetap menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali BYAN karena Elanie akan menggunakan seluruh hak suaranya atas seluruh saham yang dimilikinya sesuai dengan keinginan Dato Low Tuck Kwong, kata Jenny.
Jenny menegaskan, tidak ada dampak terhadap aktivitas operasional, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha perseroan akibat transaksi tersebut.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel