Bisnis.com, JAKARTA – Startup Aquatech eFishery mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya. Memang, portofolio startup ini, mulai dari Northstar hingga SoftBank, saat ini sedang berjuang untuk mengumpulkan dana dan mengembangkan bisnisnya.

Pada tanggal 24 Juli 2024 eFishery mengumumkan pengundian. Mohammed Chhairil, wakil presiden hubungan masyarakat eFishery, mengatakan keputusan PHK didasarkan pada perubahan strategi perusahaan. 

“Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan restrukturisasi dan perubahan strategi bisnis perusahaan, dan eFishery memahami dampaknya terhadap masyarakat,” kata Chiril dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis, Jumat (26/7/2024). 

Namun eFishery bersedia melakukan sejumlah upaya untuk karyawannya, termasuk bantuan pencarian kerja, kata Chairil. eFishery juga membantu karyawan yang terkena dampak menemukan peluang karir baru yang sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.

Selain itu, eFishery akan memberikan konseling dan dukungan kepada karyawan yang terkena dampak PHK. Dalam hal ini, eFishery menyediakan layanan konseling dan dukungan untuk membantu karyawan yang terkena dampak selama masa transisi ini. 

EFishery akan membantu membuat proses transisi selancar dan selancar mungkin bagi karyawan yang terkena dampak. Dan bagi para karyawan yang menginap di eFishery, kata Chairil, sangat mengapresiasi komitmen dan loyalitas yang telah dibangun perusahaan.

Startup yang bernilai lebih dari $1 miliar telah melakukan penghematan di tengah peningkatan pendanaan dan ekspansi. 

EFishery adalah startup aquatech yang menyediakan ekosistem terintegrasi termasuk pasar pakan ikan dan udang, platform pemasaran business-to-business (B2B) untuk produk ikan dan udang segar, dan akses pembiayaan bagi petani ikan.

Didirikan pada tahun 2013, startup ini mendisrupsi industri akuakultur melalui serangkaian solusi digital seperti Internet of Things (IoT) feeder otomatis.

Pertengahan tahun lalu, eFishery mendapat pendanaan jumbo dari sejumlah investor. Pendanaan Grup D mencapai USD 200 juta (sekitar Rp 3 triliun). 

Putaran pendanaan Seri D dipimpin oleh perusahaan modal ventura 42XFund, dengan dukungan dari Wang Association, ability Group, 500Globals dan beberapa investor baru. 

Investor awal eFishery seperti Northstar, Temasek dan Softbank juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini. Selain itu, ada Goldman Sachs yang hanya bertindak sebagai penasihat keuangan. 

Dengan pendanaan tersebut, startup yang didirikan Gibran Huzaifa ini bernilai lebih dari $1 miliar dan resmi menjadi unicorn seperti Traveloka, OVO, dan J&T Express.

Selain pendanaan dari investor, eFishery saat ini sedang mencari pinjaman dari perbankan. PT Bank HSBC Indonesia misalnya, bulan lalu mengucurkan pinjaman ramah lingkungan dan sosial ke eFishery senilai $30 juta atau setara Rp487,6 miliar. 

Kredit dari eFishery disalurkan untuk memperluas inovasi teknologinya, termasuk eFishery yang disewakan kepada ratusan ribu petani ikan skala kecil di jaringan mereka.

PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) alias OCBC Indonesia juga dikabarkan telah memberikan pinjaman bilateral kepada eFishery sebesar Rp 250 miliar pada tahun lalu. PT Bank DBS Indonesia juga memberikan pembiayaan jangka pendek kepada eFishery sebesar Rp 500 miliar pada tahun 2022.

EFishery juga sedang berkembang. Sebagai CEO dan salah satu pendiri eFishery, Jibran mengatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa pada tahun 2024, eFishery berencana memperluas portofolio produknya berdasarkan teknologi IoT dan AI di luar eFeeder untuk menerapkan kecerdasan perikanan dalam ekosistem eFishery. Merek baru bernama efishery.ai.

Dalam upaya ini, pada bulan Maret 2024 eFishery merekrut pakar IoT Andriy Yadi dan timnya ke divisi produk AIoT dan Cultivation Intelligence (AIoT dan Cultivation Intelligence) eFishery. 

Gibran mengatakan keputusan akuisisi strategis ini bertujuan untuk memperkuat posisi pasar eFishery, meningkatkan kapabilitas eFishery, serta mendorong pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan.

Sebelumnya, melalui pendanaan Seri D tahun lalu, Gibran mengatakan eFishery menargetkan memiliki lebih dari satu juta kolam budidaya di Indonesia pada tahun 2025.

Kemudian melalui kemitraannya dengan HSBC Indonesia, eFishery berencana memperluas bisnisnya ke 10 negara. 

Startup ini memperluas bisnisnya ke India tahun lalu, khususnya ke kota Kakinandia. eFishery nantinya akan menargetkan ekspansi lebih lanjut ke beberapa negara Asia dan Amerika Serikat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA