Bisnis.com, Jakarta – Pemulihan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemungkinan besar terjadi pada saham-saham besar yang masih memberikan tekanan pada saham-saham bank besar yang menjualnya ke investor asing. 

Pada perdagangan Selasa (21/05/2024), IHSG turun -1,11% atau -80,65 poin hingga ditutup pada 7.186, kata pakar keuangan Ratih Mustikoningsih Ajaib Securitas. IHSG hari ini, Selasa (22/5/2024) diperkirakan bergerak mixed pada kisaran 7.160-7.230.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain dari dalam negeri, IHSG terrevisi akibat penurunan saham-saham berkapitalisasi besar. Indeks LQ45 turun 1,87%, dan indeks IDX30 turun 2,02%.

Aksi ambil untung yang dilakukan investor asing pada saham-saham bank besar juga memberikan tekanan pada pergerakan IHSG, jelasnya dalam catatan riset.

Di sisi lain, pada Senin (20/05/2024), pemerintah telah menyerahkan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2025 untuk mendapat persetujuan DPR. Nantinya akan diikuti KEM PPKF 2025 sebagai bagian dari proses penyusunan Laporan Keuangan dan RAPBN tahun 2025.

Sementara itu, pelaku pasar saat ini fokus pada keputusan Bank Indonesia (BI) yang kemungkinan akan mempertahankan BI rate di level 6,25%.

Di luar negeri, jelang risalah FOMC The Fed malam ini, Wall Street ditutup positif. Sebelumnya, salah satu pejabat The Fed, Christopher Waller, mengatakan bahwa data ekonomi yang lebih lemah, seperti penjualan ritel dan data ketenagakerjaan, akan menjadi faktor dalam kebijakan moneter The Fed di masa depan.

Di sisi lain, rilis inflasi Inggris hari ini juga menjadi data perekonomian yang ditunggu-tunggu. Pasalnya, inflasi tahunan Inggris turun tajam menjadi 3,2% pada Maret 2024 dari puncaknya 11,1% pada Oktober 2022.

Dari kawasan Asia, Jepang mencatat defisit neraca perdagangan sebesar JPY 462,5 miliar pada April 2024. Kinerja ini merupakan surplus sebesar JPY 366,5 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Sepanjang tahun ini, ekspor meningkat sebesar 8,3%, dan impor sebesar 8,3%. Beli Saham Langka Saham Pilihan MYOR: 2,300 TP: 2,380 Stop loss: <2,250 MYOR terjebak di zona support 2,200 dengan kemungkinan kemunduran. Indikator stochastic berada di zona oversold yang mengindikasikan rebound jangka pendek. Per Maret 2024, MYOR melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,66% year-on-year menjadi Rp 8,76 triliun. Hasilnya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 51% year-on-year menjadi Rp 1,11 triliun. Beli ADMR: 1,340 TP: 1,385 Stop Loss: <2,260 ADMR di atas Side MA (5.20). Indikator stochastic melintasi zona oversold dan bar histogram MACD mulai berubah positif pada saat akumulasi. Pada bulan Maret 2024, ADMR telah melaporkan peningkatan penjualan sebesar USD 274,54 juta, meningkat sebesar 15% year-on-year. Dari sisi bottom line, laba bersih tumbuh 36% year-on-year menjadi USD 118,13 juta. Beli ULTJ: 1,880 TP: 1,945 Stop Loss: <1,815 ULTJ berfungsi untuk bertahan di atas support 1,800 untuk pullback bullish. Indikator stochastic melintasi zona oversold dan bar histogram MACD berada dalam momentum bullish yang mengindikasikan terjadinya rebound. ULTJ adalah komponen baru dari MSCI Small Cap Index untuk periode penyeimbangan kembali Mei 2024. Sedangkan ULTJ memproyeksikan belanja modal (Capex) sebesar USD 30 juta pada tahun 2024. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik dan gudang di Kawasan Industri MM2100, Sikrang Barat, Jawa Barat.

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembacanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel