Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN mengungkapkan kesulitan akses pelabuhan Patimban membuat operasional logistik, termasuk ekspor, harus menggunakan jalur Pantura.

Bob Azam, Wakil Dirjen TMMIN, mengatakan perseroan harus menggunakan Jalan Pantura untuk melakukan aktivitas transportasinya. Pasalnya pabriknya berlokasi di kawasan Karawang Provinsi Jawa Barat.

“Sebenarnya kami harus berjuang karena tidak ada listrik untuk melewati Jalan Bandhura dari jalan tol yang melewati Bandhura dan banyak pohon. Kalau mau lewat, kami harus menebang pohon dulu,” kata Bob pada Senin (29/4/2024).

Menurut dia, permasalahan pasokan mencerminkan Indonesia yang belum bagus dari segi infrastruktur. Hal ini harus segera dikonfirmasi untuk mengatur kegiatan logistik.

Selain itu, data Bank Dunia mencatat Indeks Logistik (LPI) Indonesia pada tahun 2023 berada di peringkat 63 dari 139 negara lain yang berada di atas Indonesia: Singapura nomor satu, Tiongkok (19), Thailand (34), Vietnam (43). , Malaysia (26) dan India (38).

Menurut dia, faktor yang menyebabkan rendahnya angka tersebut di Indonesia adalah lamanya berada di rumah atau waktu menetap dan menetap. Hal ini dapat diatasi dengan memperbanyak jumlah Badan Usaha Ekonomi Resmi (AEO).

Pemerintah berupaya memulai pembangunan jalan tol di Pelabuhan Patimban awal tahun ini. Untuk menunjang operasional pelabuhan internasional Patimban, Jawa Barat, pembangunan koridor ini menelan biaya lebih dari Rp 5 triliun.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pelabuhan Patimban diciptakan untuk menekan biaya logistik. Pada saat yang sama, pihaknya menyambut baik fasilitas manufaktur pelabuhan untuk memperkuat ketahanan ekonominya.

Dengan pengeluaran sebesar 43,22 triliun rupiah Pelabuhan Internasional Patimban diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dengan mendistribusikan lalu lintas langsung ke Patimban.

“Harapannya Jawa bagian utara menjadi lebih efisien dengan adanya pelabuhan ini. Ini juga akan membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta,” kata Menteri Air Lanka.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengajak investor Jepang untuk turut serta dalam pengembangan kawasan pelabuhan Patimban, termasuk pelaksanaan pelayaran ekspor di pelabuhan tersebut.

Ia juga melaporkan perkembangan beberapa proyek seperti proyek pelabuhan Patimban, kawasan uji coba Bekasi, dan proyek MRT Jakarta Budi Karya mengatakan pembangunan pelabuhan Patimban sudah memasuki tahap 1-2.

Tahapan tersebut meliputi pengembangan Car Terminal yang dijadwalkan selesai pada tahun 2025, pengembangan Car Terminal, serta jasa konsultasi desain dan inspeksi.

Budi Karya berharap konsorsium Jepang bersama African Global Logistics (AGL) dan PT Samudera Indonesia mampu menawarkan proposal kerja sama terbaik untuk bermitra dengan PT Pelabuhan Patimban Indonesia (PPI) yang mengoperasikan Terminal Peti Kemas Patimban.

“Kami juga mengundang investor Jepang untuk turut serta dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan belakang Pelabuhan Patimban,” kata Budi Karya dalam keterangan resmi, Kamis (25/4/2024).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA.