Bisnis.com, JAKARTA – Manajer Starbucks Indonesia, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) mengalami penurunan penjualan yang mengakibatkan kerugian akibat boikot yang terus berlanjut. Nasib para pekerja menjadi taruhannya. 

Hingga kuartal I 2024, MAPB mencatatkan penjualan senilai Rp788 miliar. Laba ini berkurang 17,7% dibandingkan kuartal tahun sebelumnya yang tercatat Rp957 miliar. 

Penurunan ini tidak terlepas dari boikot terhadap jaringan Starbucks di Indonesia. Pasalnya, Starbucks merupakan salah satu pendorong penjualan MAPB terbesar, dengan 607 gerai dari 843 gerai. 

Jika dirinci, segmen penjualan minuman MAPB mengalami koreksi year-on-year sebesar 23,22% menjadi Rp 438,53 miliar pada Q1 2024. Sementara segmen makanan menyumbang Rp 298,4 miliar atau berkurang 8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sejalan dengan melemahnya hasil penjualan, MAPB mencatatkan kerugian periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 22,23 miliar. Berbeda dengan laba tahun lalu yang sebesar Rp 13,65 miliar. 

Presiden MAP Boga Adiperkas, Direktur Anthony Valentine McEvoy mengatakan, sentimen seputar boikot Israel berdampak pada hasil penjualan perusahaan yang sejatinya terus tumbuh pada akhir tahun lalu. 

Pada tahun 2023, MAPB mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp3,99 triliun atau tumbuh 16,4% year-on-year. Namun tekanan semakin meningkat sejak Israel melancarkan invasi ke Palestina pada Oktober 2023. 

Bersamaan dengan invasi Israel ke Gaza pada Oktober 2023, kita menghadapi permasalahan pada kuartal keempat tahun 2023 dan berlanjut hingga kuartal pertama tahun ini, ujarnya dalam paparan publik yang digelar di Jakarta, Kamis (27 Juni 2024). 

Anthony mengatakan Starbucks dilanda boikot setiap hari, mulai dari vandalisme, tekanan sosial hingga protes di dalam toko. Perbuatan yang dianggap mempengaruhi kehidupan karyawan perusahaan.

Padahal, lanjutnya, Starbucks secara global tidak memiliki jaringan gerai di Israel. Selain itu, sebagian besar karyawan perusahaan merupakan warga negara Indonesia (WNI).

“Kami memiliki 6.000 karyawan di Starbucks Indonesia, atau PT Sari Coffee Indonesia, dan hanya ada satu orang asing di perusahaan ini. “Tidak ada orang lain [kecuali saya],” katanya.

Ia kembali menegaskan, edukasi sangat penting untuk menghindari kebohongan dan kebencian yang ditujukan kepada Starbucks Indonesia. Menurutnya, para karyawan perusahaan semakin khawatir dengan masa depannya karena hal tersebut.

“Dan mereka yang bekerja setiap hari dan membuka toko [Starbucks], karena kebohongan dan kebencian, mereka tidak tahu bagaimana masa depan mereka,” kata Anthony.

Ratih Darmawan Gianda, Vice President Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, menambahkan boikot yang sedang berlangsung juga mempengaruhi semangat perusahaan untuk meningkatkan ekspansi pada tahun ini.

Ratih mengatakan, dua lokasi Starbucks akan ditutup pada kuartal I 2024. Menurut dia, grup MAP sangat berhati-hati dalam menutup cabang, karena berkaitan langsung dengan keberadaan orang banyak. 

“Kita harus melihat ini dari sudut pandang yang lebih luas karena pekerjanya 100 persen orang Indonesia, dan dampak jangka panjangnya berbahaya bagi Indonesia karena angka pengangguran bisa tinggi,” tutupnya. 

 

—————————-

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel