Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UE (Indonesia-EU CEPA) bisa selesai pada Oktober 2024.
Ia menegaskan, pihaknya telah menugaskan kementerian/lembaga (L/L) terkait untuk melakukan perundingan final agar perundingan tersebut bisa selesai sebelum berakhirnya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikannya usai bertemu dan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9 Agustus 2024).
“Saya minta seluruh kementerian/lembaga melakukan perundingan final, karena Eropa memberi konsesi, maka kita juga memberikan konsesi. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan perundingan IEU-CEPA sebelum bulan Oktober. “Sekarang sudah ada 19 putaran perundingan dan yang tersisa hanyalah ketua perunding,” ujarnya.
Lebih lanjut, Airlangga menegaskan, Kepala Negara juga meminta agar perundingan tersebut terus diawasi. Bahkan, orang nomor satu di Indonesia itu mendorong agar Direktorat Jenderal (Dirjen) yang bersangkutan didatangkan ke Istana guna mempercepat permasalahan yang berpotensi muncul di kemudian hari.
“Dulu saya lapor ke presiden tiap minggu, ditindaklanjuti, dan setiap ada masalah, kami selesaikan. Presiden minta kalau ada yang tidak beres, dirjennya dibawa saja ke Istana,” kata Airlangga.
Sebelumnya pada Kamis (13 Juli 2023), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) bersama jajarannya di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan tersebut membahas pembahasan mengenai kesimpulan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UE (Indonesia-EU CEPA).
Airlangga Hartarto dalam keterangannya mengatakan, ada lima isu strategis yang harus segera diselesaikan agar perundingan CEPA Indonesia-UE dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.
“Kami berharap jika kelima permasalahan tersebut dapat diselesaikan, CEPA Indonesia-UE dapat diselesaikan pada akhir tahun ini. Tinggal satu perundingan lagi,” ujarnya, Kamis (13/07/13) di Kompleks Istana Kepresidenan. 2023).
Airlangga menjelaskan isu strategis pertama yang dibahas adalah belanja atau pengadaan pemerintah. Menurut Menko Perekonomian, Uni Eropa meminta Indonesia melaporkan belanja pemerintah secara terbuka.
“Indonesia mengusulkan agar kita membuat daftar positif yang bisa kita berikan akses internasionalnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, terkait persoalan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Airlangga menyatakan, posisi BUMN Indonesia saat ini adalah apakah ada yang diberi tanggung jawab khusus atau tidak. Di Indonesia – EU CEPA, Airlangga menyatakan kemungkinan adanya akses komersial bagi BUMN sedang dipertimbangkan.
“Bagi mereka yang menjalankan kegiatan komersial dalam hubungan business-to-business. Ya, itu juga sedang dalam negosiasi. Artinya kami memberikan akses kepada BUMN yang bersifat komersial,” imbuhnya.
Sementara terkait tarif ekspor, Airlangga mengatakan Indonesia masih mengembangkan industri dalam negeri sehingga tidak akan menaikkan tarif ekspor.
Kemudian, terkait standarisasi produk ramah lingkungan, Indonesia meminta Eropa membuka pasar lebih besar dalam hal tersebut.
“Jadi di sini Indonesia menekankan pentingnya standardisasi, seperti furnitur SVLK, ISPO sawit atau RSPO,” ujarnya.
Terakhir, terkait isu strategis penyelesaian sengketa investasi, Airlangga mengatakan Indonesia mendorong penggunaan International Centre for the Settlement of Investment Disputes (ICSID) untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Oleh karena itu, kami terus menegaskan bahwa solusi berbasis ICSID akan lebih cocok bagi kami, pungkas Airlangga.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel