Bisnis.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartarto yakin indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur akan naik ke zona ekspansi pada Juli 2024 seiring dengan peningkatan impor bahan baku, bahan penolong, dan modal. barang-barang

Erlanga menjelaskan, peningkatan impor barang tersebut menunjukkan harapan terhadap produksi dalam negeri ke depan. Faktanya, PMI manufaktur baru-baru ini jatuh ke wilayah kontraksi karena beberapa industri “terpukul”. 

“Dengan adanya peningkatan ini [impor bahan baku penolong dan barang modal] menunjukkan bahwa pengusaha memiliki kepercayaan diri dalam jangka menengah 6-12 bulan,” ujarnya di Kantor Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat. , Kamis (15/8/2024).

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, banyak lembaga perekonomian seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan baik hingga akhir tahun di tengah ketidakpastian global.

Untuk itu, Airlangga meyakini PMI manufaktur akan segera naik di atas angka 50 setelah kepercayaan produsen dalam negeri kembali tinggi.

Saya harap ini bisa diperbaiki, jelasnya.

Namun, dia menegaskan pemerintah akan terus menyeimbangkan impor dan ekspor. Menurut dia, pemerintah akan terus memantau potensi pasar ekspor barang dalam negeri.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan impor bahan baku pada Juli 2024 mencapai $16 miliar, lebih tinggi $13,7 miliar dibandingkan bulan sebelumnya dan $13,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Barang modal juga naik menjadi $3,6 miliar setiap bulan dan setiap tahunnya. 

Sementara itu, PMI manufaktur belakangan tercatat masuk ke wilayah kontraksi seiring dengan konsolidasi beberapa industri. Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati mengatakan setidaknya empat industri akan mengalami tekanan berat pada Juli 2024.

Pada Juli 2024, seharusnya pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TTP) stagnan, artinya harus tumbuh 0% atau tidak tumbuh sama sekali. Sementara itu, industri alas kaki hanya tumbuh sebesar 1,9% (y/y). 

Kemudian industri karet tumbuh 2,1 persen. Di sisi lain, industri permesinan menunjukkan penurunan sebesar 1,8 persen pada Juli 2024.

Oleh karena itu, menteri terkait akan mengambil tindakan berupa PMK. Kalau kita menggunakan bea masuk, tarif, atau cara lain,” kata Sri Mulyani dalam putaran tersebut. pers di Kementerian Keuangan di Jakarta Pusat.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel