Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran kecerdasan buatan (AI) berpotensi menggerus lapangan kerja di bidang teknologi dan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor teknologi.
Saat ini banyak perusahaan yang memilih untuk menginvestasikan modalnya pada pengembangan AI yang dinilai lebih efektif. Melansir Digit News, Jumat (23/8/2024), gelombang PHK lebih besar dibandingkan tahun 2022 seiring meningkatnya jumlah pekerja pasca pandemi.
Situs web yang melacak PHK, layoffs.fyi, mencatat lebih dari 264.000 pekerja akan diberhentikan pada tahun 2023, naik dari 165.000 pada tahun sebelumnya. Sementara itu, sepanjang tahun ini, sebanyak 132.900 pekerja di 410 perusahaan kehilangan pekerjaan.
Laporan lain dari Trueup.io dan BestBrokers memperkirakan bahwa lebih dari 700 pemberitahuan PHK telah dikeluarkan, memangkas 203,946 pekerjaan teknologi dari 165 perusahaan pada awal tahun 2024.
Laporan tersebut merinci bahwa PHK di AS berjumlah 115.257 pekerja dan diikuti oleh Inggris dengan angka terbaru sebesar 3.471.
Gelombang PHK di kedua negara ini merupakan pukulan paling berat bagi para pekerja asing yang bergantung pada visa tinggal permanen untuk bekerja di negara-negara tersebut.
Analisis BestBrokers juga menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga merupakan tantangan yang akan dihadapi perusahaan-perusahaan teknologi besar, menciptakan badai perekrutan yang berlebihan, kenaikan biaya, dan perubahan prioritas yang akan membahayakan banyak pekerjaan di bidang teknologi.
Masih dalam laporan yang sama, tercatat beberapa perusahaan yang melakukan PHK massal dan menyumbang PHK terbesar sepanjang tahun ini, yaitu Dell dengan 18.500 pekerja, Intel dengan 15.000 pekerja, dan Tesla dengan 14.000 orang.
Dell diketahui telah melakukan dua kali PHK pada tahun ini, yang merupakan bagian dari upaya restrukturisasi besar-besaran dengan fokus utama pada kecerdasan buatan. Tak hanya itu, PHK yang dilakukan Intel juga disebut-sebut terkait dengan investasi perusahaan di bidang kecerdasan buatan.
Pasalnya, Intel hingga saat ini belum mampu memetik manfaat dari booming AI seperti rival teknologi lainnya, yakni Nvidia. Di sisi lain, Tesla juga memperlambat ekspansi pesatnya pasca pandemi.
Di sisi lain, PHK yang dilakukan Microsoft pada tahun 2023 disebabkan oleh krisis ekonomi dan munculnya kecerdasan buatan karena perusahaan terus berinvestasi di OpenAI, pencipta ChatGPT.
Google merujuk pada investasi awal perusahaan dalam kecerdasan buatan ketika mengumumkan akan memangkas 12.000 pekerjaan pada awal tahun 2023, meskipun kedua perusahaan tersebut tidak terhubung langsung.
Namun, rumor PHK yang terdapat dalam memo internal CEO Google Sundar Pichai pada Januari 2024 hanya menyebutkan perlunya restrukturisasi untuk meningkatkan kecepatan di area tertentu. Namun, belum jelas alasan perusahaan melakukan PHK pada April tahun ini.
Microsoft menguraikan fokusnya pada kecerdasan buatan dalam memo yang bocor setelah perusahaan tersebut memangkas pekerjaan di divisi cloud-nya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA