Bisnis.com, JAKARTA – Tiga emiten telekomunikasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) I/2024 melaporkan pertumbuhan pendapatan secara konsolidasi. Dari ketiga penerbit tersebut, manakah yang membukukan laba bersih terbesar?
Berdasarkan laporan keuangan unaudited per 30 Juni 2024, EXCL melaporkan pendapatan sebesar Rp17,05 triliun, naik 8,16% dari Rp1,57 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan EXCL menyumbang pendapatan dari layanan seluler dan jaringan telekomunikasi GSM sebesar Rp16,69 triliun, serta pendapatan dari layanan Managed Services dan IT Services sebesar Rp357,7 miliar.
Di sisi lain, pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) EXCL juga meningkat, dengan ARPU bruto mencapai Rp44.000 pada Semester I-2024, dari Rp41.000.
Pertumbuhan pendapatan EXCL membuat beban EXCL meningkat 4,32% YoY atau YoY dari Rp13,5 triliun menjadi Rp14,1 triliun.
Dengan demikian, laba sebelum pajak penghasilan EXCL meningkat 66,6% menjadi Rp1,33 triliun dibandingkan Rp803 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hasilnya, EXCL meraup laba bersih sebesar Rp 1,02 triliun pada H1/2024, meningkat 57,52% dibandingkan Rp 650,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Bapak Dian Siswarini, Presiden dan CEO XL Axiata, mengatakan keadaan dan kondisi industri telekomunikasi nasional hingga saat ini semakin menantang dan kompetitif, dan EXCL mampu menyikapinya dengan peningkatan kinerja yang sangat menggembirakan.
“Pada semester pertama tahun ini, XL Axiata mampu melanjutkan pertumbuhan yang kuat dan momentum menguntungkan dibandingkan hasil yang dicapai pada periode yang sama tahun lalu dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,03 triliun,” kata Dian. Selasa (6/8/2024).
Dian menambahkan salah satu kunci pertumbuhan EXCL adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasilnya, data Net Promoter Score (NPS) meningkat secara signifikan sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya membantu meningkatkan pendapatan. Strategi ini akan terus diterapkan sepanjang tahun 2024.
Sedangkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melaporkan pendapatan sebesar Rp 75,29 triliun selama Januari-Juni 2024.
Pencapaian tersebut terutama disebabkan oleh pendapatan layanan data, internet, dan IT sebesar Rp45,45 triliun dan IndiHome sebesar Rp12,97 triliun. Selain itu, TLKM melaporkan pendapatan SMS, fixed dan seluler sebesar Rp5,22 triliun, interkoneksi sebesar Rp4,84 triliun, serta jaringan dan jasa telekomunikasi lainnya sebesar Rp6,79 triliun.
Dibandingkan dengan hasil H1/2023, TLKM melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,47% dari Rp 73,47 triliun year-on-year.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk, atau laba bersih TLKM, menyusut 7,8% year-on-year (y-o-y) dari Rp12,75 triliun menjadi Rp11,76 triliun pada H1/2024. .
“Laba bersih operasional kami meningkat 4,2% year-on-year menjadi Rp 13 triliun, tidak termasuk biaya pensiun dini sebesar Rp 1,24 triliun, negatif Rp 875 miliar di pasar investasi GoTo dan pembukaan aset Telkomsel ». jelas pengurus TLKM. Catatan Investor, Selasa (30/7/2024).
Sebaliknya, ISAT menunjukkan pertumbuhan yang menguntungkan pada 6 bulan pertama tahun 2024. Laba bersih Indosat dilaporkan meningkat 43,29% YoY dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,73 triliun.
Peningkatan laba bersih ini seiring dengan pertumbuhan pendapatan sebesar dua digit pada periode yang sama. ISAT melaporkan pendapatan sebesar Rp27,97 triliun atau lebih tinggi 13,38% dibandingkan pencapaian Januari-Juni 2024 sebesar Rp24,67 triliun.
Dengan demikian, berdasarkan kinerja keuangan di atas, laba bersih tertinggi di antara ketiga emiten tersebut adalah TLKM, disusul ISAT, dan terakhir EXCL. Namun EXCL melaporkan pertumbuhan kinerja tertinggi dibandingkan laba bersihnya pada H1/2023.
Kinerja keuangan TLKM, ISAT dan EXCL (Rp miliar)
Sumber: Laporan keuangan, BEI, disiapkan. Catatan: Laba bersih dibagikan kepada pemilik perusahaan induk.
____________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA