Bisnis.com, Jakarta- Manufaktur ASEAN dinilai membaik meski angka indeks menunjukkan stagnasi dalam 2 bulan terakhir, yakni. menjadi 51,7 poin pada Juni 2024. Meski stagnan, namun masih dalam proses ekspansi.

Data PMI manufaktur dari S&P Global bulan Juni 2024 melaporkan output permintaan baru terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja. Namun, terjadi peningkatan besar pada biaya input sejak Februari 2024.

PMI ASEAN disusun berdasarkan kondisi kinerja manufaktur di 7 negara: Indonesia (50.7), Malaysia (49.9), Myanmar (50.7), Filipina (51.3), Thailand (51.7) dan Vietnam (54,7). Kinerja manufaktur meningkat di beberapa negara namun menurun pada Juni 2024.

Namun secara keseluruhan, pabrikan ASEAN mengalami peningkatan pesanan baru yang solid pada akhir triwulan II-2024. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan dalam negeri. Pada saat yang sama, ekspor akan terus mengikuti tren penurunan mulai Juni 2022 dan seterusnya.

Ekonom S&P Global Market Intelligence Maryam Baloch mengatakan sektor manufaktur ASEAN terus menunjukkan perbaikan dalam kondisi operasional pada pertengahan tahun.

“Kondisi permintaan terus menguat sehingga mendukung peningkatan aktivitas produksi dan pembelian yang solid. Apalagi tercatat lapangan kerja baru untuk pertama kalinya dalam tiga bulan,” kata Maryam dalam keterangan resminya, Senin (1/7/2024).

Dari sisi harga, biaya dan beban produksi pada bulan Juni terjadi kenaikan seiring dengan inflasi. Ia menilai indikator harga pada paruh kedua tahun ini perlu lebih diperhatikan.

“Peningkatan tekanan inflasi mungkin berarti kebijakan suku bunga bank sentral tidak akan berubah lebih lama,” katanya.

Selain itu, aktivitas pembelian meningkat selama 8 bulan berturut-turut dengan pertumbuhan moderat di bulan Juni. Persediaan yang terkait dengan manufaktur juga meningkat, meskipun tingkat pengumpulannya lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Situasi serupa dengan Mei lalu dimana waktu pengiriman dari pemasok lebih lama. Tingkat persediaan barang jadi menurun karena beberapa produsen produk ASEAN memilih menggunakan persediaan untuk memenuhi kebutuhan pesanan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel