Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mengantongi kontrak baru senilai Rp 13,6 triliun hingga Agustus 2024, turun dibandingkan periode yang sama tahun 2023. 

Berdasarkan laporan ADHI, nilai kontrak baru periode Januari-Agustus 2023 lebih tinggi 150% dibandingkan realisasi kontrak baru senilai Rp24,5 triliun atau Rp16,3 triliun selama 8 bulan tahun 2022. 

Artinya perolehan nilai kontrak baru ADHI pada Januari-Agustus 2024 merupakan yang terendah dalam 3 tahun terakhir.  

Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta mengatakan, kontrak baru perseroan pada Agustus 2024 adalah 43% untuk proyek bangunan, 31% untuk sumber daya air, dan 26% untuk sisa jalan dan jembatan, properti, manufaktur, dan EPC. 

Berdasarkan sumber pendanaannya, sebesar 56% berasal dari pemerintah, 7% dari pinjaman, 19% dari BUMN/BUMD, dan 18% dari swasta. 

“Dari sisi lini bisnis, perolehan kontrak masih mendominasi lini engineering dan konstruksi sebesar 90%, properti dan perhotelan sebesar 4%, manufaktur sebesar 4% serta investasi dan konsesi sebesar 2%,” ujarnya. dijelaskan dalam sebuah pernyataan. , Minggu (15/9/2024). 

Hingga Agustus 2024, ADHI telah mendapatkan beberapa kontrak besar antara lain EPCC Jetty dan Propylene Storage Tank, Tol IKN Paket 1B Bandara Sepinggan Seksi-Tol Balsam. 

Rozi menambahkan, ADHI kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan dengan menandatangani tiga perjanjian strategis di bidang konstruksi tata air seperti Pekerjaan Peningkatan Sungai Wulan Paket I CWP-IDG dan Pekerjaan Sungai Satreyan, Pekerjaan Konservasi Pantai Kuta-Legian-Seminyak 2, dan peningkatan kapasitas sungai Veteran Kota Banjarmasin Tahap I. 

Penandatanganan ketiga kontrak ini merupakan sebuah pencapaian penting bagi ADHI sebagai BUMN konstruksi yang terus memperkuat posisinya di bidang konstruksi air.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel